TECH

Sempat Rugi, Bank Jago Kini Cetak Laba Rp19 Miliar di Kuartal I-2022

Penyaluran kredit Bank Jago mencapai Rp6,14 triliun.

Sempat Rugi, Bank Jago Kini Cetak Laba Rp19 Miliar di Kuartal I-2022Bank Jago. (Dok. Bank Jago)
28 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) mampu mengantongi laba bersih senilai Rp19 miliar di kuartal pertama 2022. Raihan tersebut berbanding terbalik dengan kondisi keuangan pada kuartal I-2021 yang mencatatkan rugi bersih Rp39,73 miliar. 

“Kami ingin tumbuh dengan seimbang, yakni ekspansi bisnis yang cepat namun tetap menjaga profitabilitas. Kami percaya dengan strategi ini kami bisa lebih tumbuh secara cepat dan berkelanjutan tetapi tetap menerapkan prinsip kehati-hatian,” ujar Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (28/4). 

Laba tersebut juga didorong oleh pendapatan bunga dan pendapatan syariah yang meningkat 729 persen secara (yoy) menjadi Rp347 miliar pada kuartal I-2022. 

Sementara itu beban bunga dan beban syariah tercatat sebesar Rp31 miliar, naik 267 persen (yoy). Dengan demikian pendapatan bunga bersih tercatat Rp316 miliar atau tumbuh 845 persen (yoy). 

Penyaluran kredit Bank Jago mencapai Rp6,14 triliun

Sebagai bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem, Bank Jago berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp6,14 triliun pada kuartal I-2022. Posisi tersebut meningkat 376 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year (yoy) sebesar Rp1,29 triliun. 

Walaupun tumbuh secara cepat dan efisien, Bank Jago tetap menjaga risiko kredit dan pembiayaan syariah yang rendah. 

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross berada di level 1,5 persen dan NPL nett berada di level 0,4 persen. Rasio ini jauh di bawah rata-rata industri perbankan nasional. 

DPK Bank Jago capai Rp4,21 triliun

Kharim menambahkan, rendahnya beban bunga ditopang perbaikan struktur biaya dana berkat kehadiran aplikasi Jago yang diluncurkan pada April 2021 dan Jago Syariah pada Februari 2022. 

Tercatat, jumlah nasabah funding hingga akhir Maret 2022 mencapai 2,3 juta nasabah, tumbuh 71 persen dibandingkan akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah. Hal ini mendorong dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 340 persen menjadi Rp4,21 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Kharim menilai, aplikasi Jago mendorong peningkatan pendanaan hingga mendominasi dana pihak ketiga (DPK). Sedangkan untuk current account savings account (CASA) juga meningkat 817 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp2,29 triliun. Sedangkan untuk deposito tumbuh 172 persen menjadi Rp1,92 triliun. 

Dengan demikian porsi CASA terhadap total DPK pada akhir Maret 2022 meningkat menjadi 54,4 persen dan deposito turun menjadi 45,6 persen. 

Peningkatan CASA berdampak langsung terhadap penurunan cost of fund menjadi 3,2 persen dibandingkan setahun sebelumnya 4,1 persen. Sementara itu net interest margin (NIM) berada di level 11,1 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7,7 persen.

Related Topics