Penandatanganan kerja sama definitif Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt, Minggu (13/11) di Bali.
- Adaro Minerals dan Hyundai Motor Company
Anak usaha Adaro Energy Indonesia ini bermitra dengan Hyundai Motor Company melalui penandatanganan nota kesepahaman terkait jaminan pasokan alumunium sang raksasa otomotif asal Korea Selatan. Adapun, Hyundai diketahui memesan pasokan alumunium sebanyak 50.000–100.000 per tahun dari Adaro Minerals.
- Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd.
Keduanya menyepakati perjanjian kemitraan definitif, yang membahas pembangunan smelter high-pressure acid leach (HPAL) smelter nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Itu merupakan kelanjutan kemitraan pada Juli 2022. Investasinya sendiri mencapai US$4,5 miliar.
- Star Energy Geothermal dan PLN
Entitas anak BRPT, menandatangani MoU dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tujuannya, menyiapkan dan mengembangkan infrastruktur SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).
- Pertamina dan Electrum milik TOBA-GOTO
PT Pertamina menyetujui untuk mengembangkan bisnis kendaraan listrik (EV). Saat ini Pertamina telah menjadi partner Electrum dalam penyediaan titik penukaran baterai motor listrik.
- Pertamina NRE dan ACWA Power
Tak cuma Pertamina, anak usahanya: PT Pertamina New & Renewable Energy (NRE) juga bergandengan dengan raksasa asal Arab Saudi demi kembangkan fasilitas penyokong proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban, Jawa Timur.
Dengan nilai investasi sekitar US$1,2 miliar, keduanya akan mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan sistem desalinasi air. Proyek itu diproyeksi baru akan dimulai pada penghujung 2023, dan diperkirakan beroperasi di akhir 2025.
- Mitsubishi Corporation, Wijaya Karya, dan SEPCOIII Electric Power Construction
Konsorsium ketiga perusahaan ini menurut rencana bakal mendirikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2, yang dimiliki oleh PT Pertamina Geothermal Energy di Sumatra Selatan.
Entitas bisnis raksasa Google, Google Cloud, telah menyepakati kerja sama strategis demi mengembangkan transformasi digital di Indonesia bersama Telkom Indonesia. Itu demi memaksimalkan potensi pertumbuhan industri yang bernilai sekitar US$130 miliar per 2025.
Kerja samanya meliputi empat strategi, yakni akselerasi transformasi digital di setiap industri. Kedua, mengurangi kesenjangan talenta digital nasional. Ketiga, mendukung startup Indonesia membangun dan mengembangkan bisnis ke ranah global. Terakhir, menyediakan infrastruktur cerdas dan layanan digital berkualitas.
- ERG Insaat dan PT Hutama Karya
Perusahaan kontraktor asal Turki, ERG Insaat, memulai kemitraan dengan Hutama Karya dalam proyek pengembangan Tol Trans Sumatra. Nilai investasinya mencapai US$3,2 miliar.
- Envision Group dan Bakrie & Brothers (BNBR)
Kedua pihak ini baru saja menyetujui head of agreement, dengan tujuan mendirikan kawasan industri nol emisi, berlokasi di Sulawesi Tengah.
- Indonesia Investment Authority (INA), CATL, dan CMB International
Terakhir, ada INA yang berhasil mendapatkan dana sekitar US$2 miliar dolar AS dari raksasa asal Cina–CATL dan CMB International–untuk mengembangkan ekosistem bisnis kendaraan listrik Tanah Air.