14 Tahun Plataran Indonesia, dari Properti hingga Kapal Pesiar

Jakarta, FORTUNE - Plataran Indonesia merayakan hari jadinya ke 14 di Januari ini. Bertema True National Pride “Karya untuk Bangsa”, perayaan ini menandai pencapaian berkelanjutan dari Plataran.
Hadir pertama kali di tahun 2009, Plataran telah menjadi tonggak penting bagi industri perhotelan di Indonesia. Menyasar kelas menengah ke atas, restoran dan hotel Plataran membawa ambience Nusantara lewat kehadiran barang-barang seni di dalamnya.
Memasuki tahun ke-14, Plataran semakin mengukuhkan posisi di industri pariwisata dan MICE dengan visi, For Indonesia and Indonesians, True Indonesian Ecotourism Icon, dan Hospitality with Impact. Tujuannya adalah membawa nama Indonesia di panggung internasional.
Selama perjalanannya, Plataran telah diberikan kepercayaan menjadi tuan rumah sejumlah tamu kehormatan, seperti Presiden dan Wakil Presiden RI, berbagai kementerian, pemimpin dunia, dan mitra resmi G20.
Bagaimana kisah CEO Plataran Group, Yozua Makes membangun bisnis Plataran hingga ada di titik ini?
Asal usul nama Plataran
Berawal dari ketidaksengajaan, Yozua membangun Plataran bersama istrinya Dewi Makes. Keduanya memiliki latar belakang di bidang pendidikan dan pengajar di universitas. Yosua mengajar di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Pelita Harapan (UPH), sedangkan istrinya pengajar di UI.
Keduanya mendirikan Plataran karena kecintaan dan merasa harus menjaga kebudayaan Indonesia melalui pariwisata. Yosua mengatakan Plataran selalu mengedepankan kontribusinya terhadap sektor pariwisata dan Indonesia melalui 3 pilar utama, yaitu alam, budaya, dan masyarakat.
“Apa yang bisa kita kembalikan kepada Indonesia, jaga kebudayaannya. Karena kalau kita tak punya kebudayaan lagi, sepintar apa pun ketika kita ke global market kita ga punya apa-apa. Kita harus jaga alamnya, masyarakatnya,” ujarnya dalam temu media di Hutan Kota Plataran, Jakarta, Selasa (10/1).
Keduanya kemudian menjadikan vila pribadi di Canggu, Bali, sebagai Plataran yang pertama. Plataran Canggu pun menjadi awal Yozua terjun ke bisnis pariwisata dan food & beverages (F&B).
“Kenapa namanya Plataran, saya juga nggak tahu it’s out of the blue. Tapi pelataran adalah salah satu kosakata yang paling sering digunakan di Indonesia,” ujarnya.
Misalnya, di mana-mana Pak Presiden Jokowi meresmikan sesuatu bertempat di pelataran istana. Pelataran sama dengan selasar.
“Di beberapa kitab suci, pelataran adalah tempat yang paling disukai oleh Tuhan, itulah filosofi kita. Bahwa Tuhan itu duduknya di pelataran memerhatikan manusia yang sedang bekerja. Tantangannya, banyak orang yang mau mengkopi,” katanya.
Setelah di Canggu, Plataran kemudian melebarkan sayap ke lokasi ikonik lainnya, seperti di Ubud dan Taman Nasional Bali Barat. Di Pulau Jawa, Plataran ada di Borobudur, Puncak, Jakarta, dan Bromo. Plataran pun hadir di Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Labuan Bajo.
Plataran juga mengoperasikan kapal pesiar (cruise) di Labuan Bajo, menyusul di Jakarta tahun ini untuk mengeksplorasi Pulau Seribu.
Ekspansi ke luar negeri di mulai pada 2018 dengan membuka restoran pertamanya di Tokyo secara secara patungan (joint venture). Yosua mengatakan, sedang mempersiapkan restoran di negara lainnya tahun ini.