Ilustrasi pekerja kantoran. (Doc: 123RF/pressmaster)
Dalam survei tersebut tercatat, ada tiga hambatan utama pekerja untuk meningkatkan skill termasuk kurangnya waktu akibat jadwal kerja yang padat (33 persen), tanggung jawab keluarga atau komitmen pribadi lainnya (31 persen), dan kurangnya motivasi atau disiplin untuk menyisihkan waktu (27 persen).
Untuk menghadapi tantangan itu, lanjut Serla, para profesional bisa melakukan ‘Loud Learning’ untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan keterampilan.
Loud learning ialah menyuarakan ambisi belajar di tempat kerja yang muncul sebagai solusi yang menjanjikan untuk mengatasi masalah ini. Sekitar 83 persen profesional di Indonesia mengatakan bahwa praktik ini dapat membantu mereka meluangkan waktu untuk meningkatkan keterampilan.
Terdapat tiga cara utama yang digunakan oleh para profesional di Indonesia dalam loud learning. Pertama ialah berbagi pembelajaran dengan rekan tim (47 persen), kedua, membagikan perjalanan pembelajaran atau pencapaian mereka di LinkedIn (40 persen), dan ketiga memberitahu anggota tim tentang waktu belajar mereka (39 persen). Dalam data Linkedin, 72 persen dari para profesional di Indonesia sudah terlibat dalam loud learning.