Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi emas batangan (Unsplash/@zlataky)
Ilustrasi emas batangan (Unsplash/@zlataky)

Intinya sih...

  • Harga emas spot naik 0,8 persen menjadi US$4.365,86 per ons pada pukul 09.56 waktu AS bagian Timur (14.56 GMT).

  • Harga emas telah melonjak 66 persen sepanjang 2025, kenaikan tertinggi sejak 1979.

  • Ketegangan geopolitik yang masih tinggi menopang harga emas, sementara harga perak dan platina juga mengalami kenaikan signifikan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Harga logam mulia kembali menguat pada Selasa (30/12) setelah mengalami penurunan tajam pada sesi sebelumnya. Pasar terus mencermati risiko geopolitik dan ekonomi global, yang berpotensi memicu reli emas dan mengarahkannya menutup tahun ini dengan kinerja tahunan terbaik sejak 1979.

Dilansir dari Reuters, Harga emas spot naik 0,8 persen menjadi US$4.365,86 per ons pada pukul 09.56 waktu AS bagian Timur (14.56 GMT). Sehari sebelumnya, emas mencatat penurunan persentase harian terbesar sejak 21 Oktober, seiring aksi ambil untung yang menekan harga dari rekor tertinggi Jumat lalu di US$4.549,71 per ons.

Kontrak berjangka emas AS juga menguat 0,8 persen ke level US$4.380,10 per ons.

“Kemarin terjadi volatilitas yang sangat ekstrem. Harga sempat menguat kuat pada perdagangan Asia, lalu diikuti aksi ambil untung yang cukup besar. Namun hari ini kondisi mulai stabil dan tren perdagangan secara umum masih positif,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden dan Kepala Strategi Logam di Zaner Metals dikutip dari Reuters, Rabu (31/12).

Sebagai aset lindung nilai (safe haven), harga emas telah melonjak 66 persen sepanjang 2025, kenaikan tertinggi sejak 1979. Lonjakan ini didorong oleh kombinasi penurunan suku bunga, ketegangan geopolitik, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, serta arus dana ke ETF berbasis emas.

Perhatian pasar kini tertuju pada Bank Sentral AS (The Fed) yang dijadwalkan merilis risalah rapat kebijakan Desember pada Selasa malam. Pelaku pasar memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga tahun depan, kondisi yang dinilai tetap mendukung emas yang tidak memberikan imbal hasil bunga.

“Pasar masih skeptis terhadap kemungkinan tercapainya perdamaian Rusia–Ukraina, dan risiko geopolitik yang secara umum masih tinggi, sehingga menopang harga emas,” ujar Grant.

Ketegangan kembali meningkat setelah Rusia menuduh Ukraina mencoba menyerang kediaman Presiden Vladimir Putin dan berjanji akan melakukan pembalasan, yang memperkecil peluang tercapainya kesepakatan damai. Namun, Ukraina membantah tuduhan tersebut.

Sementara itu, harga perak melonjak 4,6 persen ke US$75,523 per ons. Pada Senin, perak sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di level US$83,62, sebelum mengalami penurunan harian terbesar sejak Agustus 2020. Analis Societe Generale juga menyoroti keputusan CME Group yang menaikkan persyaratan margin awal untuk kontrak berjangka perak.

Sepanjang tahun ini, harga perak telah melesat 161 persen, terdorong oleh masuknya perak dalam daftar mineral kritis AS, defisit pasokan, serta meningkatnya permintaan industri dan investor.

Platina naik 4,5 persen menjadi US$2.203,07 per ons. Logam ini juga sempat mencetak rekor tertinggi pada Senin di US$2.478,50, sebelum mengalami penurunan harian terbesar sepanjang sejarahnya. Sementara itu, paladium menguat 2 persen ke level US$1.648,75 per ons, setelah sehari sebelumnya anjlok sekitar 16 persen.

Editorial Team

EditorEkarina .