Jakarta, FORTUNE - Kraft Heinz mengumumkan rencana untuk memisahkan diri menjadi dua perusahaan pada paruh kedua 2026. Langkah ini membongkar sebagian besar dampak dari merger senilai US$46 miliar yang digagas pada 2015 oleh Berkshire Hathaway milik Warren Buffett bersama 3G Capital.
Melansir Reuters, merger tersebut awalnya dimaksudkan untuk memangkas biaya dan mendorong pertumbuhan sejumlah merek ikonik, namun gagal memenuhi ekspektasi pasar.
Perusahaan pertama akan berfokus pada saus, selai, dan bumbu dapur, menaungi merek-merek seperti Heinz, Philadelphia, dan Kraft Mac & Cheese, dengan penjualan bersih tahun 2024 mencapai sekitar US$15,4 miliar.
Sementara itu, entitas kedua akan terdiri atas portofolio makanan pokok dan olahan untuk pasar Amerika Utara, termasuk Oscar Mayer, Kraft Singles, dan Lunchables, dengan estimasi penjualan tahunan sebesar US$10,4 miliar.
Miguel Patricio, executive chair dewan Kraft Heinz, menjelaskan bahwa pemisahan ini dilakukan untuk menyederhanakan struktur perusahaan yang selama ini dianggap terlalu rumit.
“Kompleksitas struktur kami saat ini membuat sulit untuk mengalokasikan modal secara efektif, menentukan prioritas inisiatif, dan memperbesar skala di area yang paling menjanjikan. Dengan memisahkan diri menjadi dua perusahaan, kami dapat membuka potensi masing-masing merek serta menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham,” ujarnya, mengutip CNBC.
Meski demikian, respons pasar menunjukkan adanya keraguan. Saham Kraft Heinz anjlok 7,2 persen pada perdagangan Selasa setelah pengumuman, meskipun sebagian besar analis Wall Street telah memperkirakan langkah ini.
“Bagi investor, langkah ini mungkin bisa membuka nilai dalam jangka pendek, tetapi risikonya jelas: kecuali kedua entitas berinvestasi pada inovasi dan mampu melawan tekanan dari merek private label, pemisahan ini mungkin tidak menghasilkan lebih dari sekadar dorongan finansial sementara,” kata analis Emarketer, Suzy Davidkhanian, mengutip Reuters.
Saat ini, nilai Kraft Heinz diperkirakan sekitar US$33 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan valuasi US$45 miliar saat merger 2015. Perusahaan juga melaporkan kerugian penurunan nilai sebesar US$9,3 miliar pada kuartal II 2025 akibat melemahnya harga saham dan kapitalisasi pasar. Bahkan, bulan lalu Berkshire Hathaway mencatat penghapusan nilai US$3,76 miliar atas kepemilikan 27,4 persen saham di perusahaan itu.
Warren Buffett sendiri menyampaikan kekecewaannya terhadap langkah pemisahan ini. Ia menilai merger tersebut memang bukan ide cemerlang, tetapi membagi perusahaan juga tidak serta-merta menyelesaikan masalah. “Merger tersebut ternyata bukanlah ide yang cemerlang, tetapi memecah perusahaan juga tidak akan menyelesaikan masalahnya,” ujarnya.
Carlos Abrams-Rivera, CEO Kraft Heinz saat ini, akan memimpin unit kebutuhan pokok setelah pemisahan, sementara perusahaan masih mencari pimpinan untuk divisi saus dan selai. Proses pemisahan diperkirakan menelan biaya hingga US$300 juta, meski manajemen berkomitmen menekan beban itu secepat mungkin;
Langkah Kraft Heinz ini sejalan dengan tren sejumlah perusahaan makanan besar yang melakukan restrukturisasi untuk mengurangi ketergantungan pada kategori dengan pertumbuhan lambat. Pada Agustus lalu, Keurig Dr Pepper mengumumkan rencana pemisahan usai akuisisi senilai US$18 miliar atas JDE Peet’s. Dua tahun sebelumnya, Kellogg juga memisahkan bisnis camilannya menjadi Kellanova dan mengganti nama induknya menjadi WK Kellogg.
