Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Properti Alam Sutera Realty. (Website ASRI)
Properti Alam Sutera Realty. (Website ASRI)

Jakarta, FORTUNE - Langkah emiten properti Grup Alam Sutera, PT Alam Sutera Realty, merilis tiga hunian baru pada semester-I 2025 mendorong perseroan dalam meraih 40 persen target prapenjualan tahun ini.

Pada 2025, ASRI sendiri membidik prapenjualan senilai Rp3,5 triliun. Direktur Alam Sutera Realty, Lilia Setiprawarti Sukotjo, mengatakan, perseroan telah membukukan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp1,4 triliun sepanjang Januari sampai dengan Juni 2025. Angka tersebut meningkat 17 persen (YoY) dari periode serupa di 2024, yakni Rp1,2 triliun.

"Kami optimistis dapat menjaga menjaga pertumbuhan penjualan dengan terus menghadirkan produk inovatif dan pengembangan kawasan yang terintegrasi, sekaligus memperkuat hubungan dan kepercayaan para pemangku kepentingan," kata Lilia dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (10/9) pagi.

Salah satu katalis di balik pertumbuhan prapenjualan perseroan adalah peluncuran tiga produk baru perseroan pada paruh pertama, yakni: Cluster Caksana (Suvarna Sutera), Cluster Virtu (Suvarna Sutera), Ruko Sigma Terrace (Suvarna Sutera), dan Cluster Vola (Alam Sutera). Peluncuran produk-produk itu menjadi bagian dari strategi perseroan menjawab permintaan pasar terhadap hunian di kawasan terintegrasi.

Secara detail, prapenjualan ASRI sepanjang semester-I 2025 berasal dari proyek Sutera Rasuna (Rp437 miliar), kavling komersial dan ruko (Rp384 miliar), The Gramercy (Rp164 miliar), Sutera Nexen (Rp98 miliar). Sementara sisanya didapat dari penjualan stok.

Dari segi keuangan, ASRI melaporkan pendapatan senilai hampir Rp1,12 triliun pada semester-I 2025. Kontribusi terbesar, yakni sebesar Rp665 miliar atau setara 60 persen, berasal dari segmen real estate. Itu termasuk pendapatan dari penjualan tanah (Rp337 miliar), rumah dan ruko (Rp290 miliar), apartemen (Rp19 miliar), serta gedung perkantoran (Rp18 miliar).

Sementara itu, pendapatan dari recurring income setara 40 persen atau Rp452 miliar berkat pendapatan berulang dari sewa properti komersial, pengelolaan kawasan, serta fasilitas pendukung lainnya.

Ke depan, perseroan berharap agar insentif PPN DTP dapat diperpanjang, sebab kebijakan tersebut dinilai membantu industri. Selain faktor itu, tren penurunan suku bunga pun diekspektasikan akan menjadi katalis pertumbuhan selanjutnya bagi sektor properti.

Editorial Team