Telepon Berbasis Cloud Mulai Dilirik Pekerja Hybrid

Cloud telephony mampu meningkatkan produktivitas.

Telepon Berbasis Cloud Mulai Dilirik Pekerja Hybrid
Ilustrasi penggunaan teknologi dalam bisnis/Pixabay
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Model kerja hybrid yang yang kian marak dan kemajuan teknologi melahirkan cara komunikasi baru yang mengandalkan komputasi awan (cloud). 

Survei terbaru dari platform Zoom mengungkapkan, pergeseran ke arah komunikasi berbasis cloud di kawasan Asia Pasifik memunculkan kebutuhan akan perangkat komunikasi yang lebih untuk meningkatkan produktivitas. Salah satunya adalah cloud telephony atau layanan telepon berbasis cloud.

“Pekerja jarak jauh membutuhkan perangkat dan kemampuan berkomunikasi yang lebih baik guna meningkatkan produktivitas, memperluas peluang, serta meningkatkan keterlibatan mereka,” demikian tulis keterangan resmi Zoom.

Kelebihan telepon berbasis cloud

Melalui jajak pendapat secara langsung pada sebuah acara yang digelar oleh Zoom Video Communications, Inc, para eksekutif senior dari tiap negara memberikan pendapat tentang prioritas dan tantangan terbesar mereka memasuki tahun 2023.

Dari survei terungkap, kebutuhan untuk mendukung pekerja hybrid di Indonesia mencapai 28 persen, diikuti dengan penghematan biaya 24 persen, akses terhadap berbagai opsi yang kaya fitur 24 persen, dan menyederhanakan pengelolaan banyak lokasi 24 persen.

Nyatanya perusahaan membutuhkan sistem telepon yang memenuhi kebutuhan komunikasi secara real time yang bisa dicapai melalui platform yang fleksibel. Selain itu, diperlukan fitur-fitur yang mudah diintegrasikan dan digunakan secara terpusat, seperti opsi untuk merekam panggilan dan reporting dashboards.

Dengan sistem telepon berbasis cloud, perusahaan bisa memenuhi kebutuhan para pekerja dengan cakupan internasional, melalui panggilan berkualitas tinggi yang dapat diandalkan pada skala global.

Selain itu, telepon cloud memungkinkan karyawan untuk melakukan dan menerima panggilan dari perangkat apa pun yang terhubung dengan internet, bukan hanya dari fixed line. Dengan demikian, dapat mendukung fleksibilitas dan menghasilkan konektivitas yang lebih baik.

Risiko keamanan

Meskipun biasa diandalkan, ada tantangan besar  dan risiko dalam peralihan sistem telepon perusahaan ke cloud.  Responden Indonesia melihat adanya risiko keamanan dan kepatuhan yang mencapai 31 persen, serta dukungan eksekutif atau strategi top management mencapai 31 persen.

Untuk prioritas utama dalam sistem telepon perusahaan, keamanan data dan komunikasi menjadi prioritas utama bagi 42 persen responden asal Indonesia.

Zoom mengatakan, perusahaan yang ingin menggunakan sistem telepon cloud, Zoom Phone dapat menjadi salah satu  solusi  memenuhi berbagai prioritas dan mengatasi masalah yang diidentifikasi oleh para eksekutif senior.

Untuk diketahui, Zoom Phone tersedia di Indonesia dengan model lisensi Bring Your Own Carrier dan tergabung dalam paket Zoom One Enterprise. Zoom Phone bersama dengan rangkaian produk Zoom One, menyediakan perangkat kolaborasi yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan karyawan dalam lingkungan kerja hybrid yang fleksibel. Hingga saat ini, diklaim pengguna Zoom Phone telah melampaui 5,5 juta di seluruh dunia.

Related Topics

ZoomCloud Computing

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
TDS 3 in Jakarta: NCT Dream, Sebuah Ikon Pertumbuhan
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Ulang Tahun ke-22, Starbucks Indonesia Donasi Rp5 Miliar ke Gaza
Perkuat Ekosistem Kuliner Jepang, J Trust Gandeng Kushikatsu Daruma
Saat Bos Starbucks Bicara Persaingan dengan Brand Kopi Lokal