Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Sejumlah truk yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera antre saat akan masuk ke kapal ferry di Pelabukan Merak, Banten, Kamis (10/2/2022). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc.

Jakarta, FORTUNE - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membukukan pendapatan Rp1,89 triliun dan laba bersih Rp380,5 miliar sepanjang semester I-2022 berdasarkan kinerja konsolidasi.

Direktur Utama ASDP, Ira Puspadewi, mengatakan pendapatan selama Januari-Juni 2022 mencapai 93 persen dari target dalam kondisi normal sebelum pandemi, yakni Rp2,02 triliun. Pada periode ini, pendapatan naik 26 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

"Untuk periode semester I-2022 mengalami kenaikan 26 persen bila dibandingkan periode sama tahun lalu," katanya melalui siaran pers yang dikutip Jumat (29/7).

Laba bersih ASDP periode ini Rp380,5 miliar atau tumbuh 149 persen dari perolehan 2021 yang Rp152,5 miliar.

Selanjutnya, capaian laba bersih perseroan pada periode yang sama mencapai 539 persen dari target dan tumbuh 149 persen dari laba 2021 sebesar Rp152,5 miliar.

Ada jutaan motor dan mobil diangkut

Sejumlah kendaraan bersiap menaiki kapal penyeberangan di Pelabuhan Merak, Banten, Minggu (1/5/2022). Arus mudik pada H-1 lebaran di Pelabuhan Merak terpantau lengang dan tidak ada penumpukan kendaraan maupun penumpang. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gunawan)

Ira menyampaikan kinerja positif enam bulan pertama 2022 bersumber dari kinerja penyeberangan produksi perintis dan komersial (gabungan), di antaranya berisi penumpang sebanyak 3,73 juta orang atau naik sebesar 104 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai 1,83 juta orang.

Kemudian, untuk kendaraan roda dua dan tiga mencapai 1,80 juta unit atau naik 76 persen dari 1,02 juta unit. Lalu, kendaraan roda empat atau lebih mencapai 1,95 juta unit atau naik 64 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 1 juta unit.

Selanjutnya, muatan barang mencapai 1,98 juta ton atau naik 326 persen bila dibandingkan realisasi periode tahun sebelumnya yang 465.107 ton.

Ira menyatakan perubahan perilaku dari pejalan kaki ke kendaraan pribadi mendorong terjadinya peningkatan kendaraan penumpang. Di sisi lain, kenaikan pada angkutan logistik didorong oleh kebijakan pemerintah.

"Sedangkan untuk logistik, kenaikan didukung regulasi bahwa tidak ada pembatasan pergerakan untuk kendaraan logistik," ujarnya.

Logistik berkontribusi paling besar

Editorial Team