Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IMG-20250612-WA0021.jpg
RUPST tahun buku 2024 Antam (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Intinya sih...

  • Penjualan nikel Antam melonjak 125% menjadi Rp7,87 triliun.

  • Produksi bijih nikel naik 117% menjadi 9,10 juta wmt, dengan penjualan meningkat 144% menjadi 8,20 juta wmt.

  • Antam mencatat rekor penjualan bijih nikel triwulanan tertinggi sepanjang sejarah pada kuartal II 2025.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Penjualan komoditas nikel (feronikel dan bijih nikel) PT Aneka Tambang (ANTM) atau Antam melonjak hingga 125 persen menjadi Rp7,87 triliun sepanjang enam bulan pertama 2025. Pencapaian tersebut membawa ANTAM mencatatkan rekor penjualan bijih nikel triwulanan tertinggi sepanjang sejarah, khususnya yang dicatat pada kuartal II 2025.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ANTAM, Arianto Sabtonugroho Rudjito, mengatakan produksi bijih nikel perseroan melonjak 117 persen menjadi 9,10 juta wet metric ton (wmt), dengan volume penjualan meningkat 144 persen menjadi 8,20 juta wmt.

Kinerja nikel juga memperkuat posisi strategis ANTAM dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik nasional, melalui pembangunan fasilitas industri pendukung di Karawang dan Halmahera Timur bersama mitra strategis.

"Di sektor nikel, selain menambang, kami juga memproses hasil biji nikel dari tambang kami menjadi feronikel, dan kedepannya juga kami akan memproduksi nikel big iron dan juga MHP, terutama yang akan digunakan sebagai bahan baku baterai bekerser untuk EV," ujarnya dalam paparan publik, Kamis (11/9).

Antam juga terus upaya perseroan menjaga margin di tengah fluktuasi harga dan potensi kenaikan biaya. Diketahui, perseroan menghadapi risiko fluktuasi harga, nilai tukar, dan inflasi. Oleh karenanya, sejumlah langkah efisiensi terus dijalankan, mulai dari optimalisasi rantai pasok, renegosiasi kontrak operasional, hingga peningkatan utilisasi aset.

Arianto mencontohkan, efisiensi yang di lakukan terkait dengan pengadaan alat berat, optimalisasi stripping ratio, efektivitas jam kerja, serta rekomposisi volume pekerjaan dengan mitra. Semua ini diharapkan dapat menekan biaya operasional tahun ini maupun ke depan.

"Semua ini diharapkan dapat mendorong penurunan biaya lebih lanjut untuk tahun ini dan juga tahun-tahun ke depan," ujarnya.

Saat ini operasi tambang nikel Antam terkonsentrasi di kawasan Indonesia Timur, terutama Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua. Lokasi tambang yang berdekatan dengan hub nikel nasional di Weda Bay dan Morowali dinilai memberi nilai strategis tambahan.

Editorial Team

EditorEkarina .