Penyebab mall dan ritel sepi berikutnya adalah kurangnya inovasi di sektor ritel. Konsumen kini mencari tempat belanja yang menawarkan pengalaman lain seperti tempat hiburan.
Namun, penjualan produk yang terlalu difokuskan menyebabkan tidak sedikit mall yang kurang menawarkan pengalaman bagi konsumen. Akibatnya, penurunan minat konsumen tidak dapat dihindari.
Menurut Budi, ritel modern perlu melakukan transformasi dan adaptif pada tren industri.
“Kalau mal departement store itu hanya tempat belanja, tidak ada tempat misalnya untuk makan, untuk nongkrong, untuk ngumpul, ya akan sepi pengunjung. Itu mungkin gambaran, bahwa kita juga harus bisa mengikuti tren yang ada,” ungkap Budi.
Lebih lanjut, Kementerian Perdagangan optimis sektor ritel dapat mengalami pertumbuhan positif di tengah penutup gerai sejumlah toko ritel.
Kebangkitan industri dapat terwujud dengan kolaborasi dan memberikan pendampingan berbasis data agar lebih siap beradaptasi dengan tren industri.
Demikian beberapa penyebab mall dan ritel sepi dalam beberapa waktu terakhir serta harus berakhir gulung tikar. Bukan sekedar daya beli menurun, sejumlah faktor penyebab lainnya juga berperan dalam melemahnya sektor tersebut.
Adaptasi strategi dan memberikan pengalaman lebih baik menjadi kunci industri dapat bertahan di era sekarang. Semoga bermanfaat!