Jakarta, FORTUNE - Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo), Bambang Tjahjono menyampaikan bahwa industri pertambangan batu bara dan mineral masih memiliki berbagai tantangan hingga peluang di 2025.
Beberapa tantangan yang harus diantisipasi ialah desakan global untuk mengurangi emisi karbon, tuntutan praktik berkelanjutan, dan kebutuhan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah produk.
Selain itu, tantangan operasional seperti kondisi ekstrem, konsumsi energi tinggi, dan kemungkinan downtime peralatan juga menjadi faktor yang dapat menurunkan produktivitas dan daya saing.
"Dalam menghadapi tantangan industri pertambangan, diperlukan strategi lintas sektor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong transformasi yang lebih berkelanjutan," kata Bambang dalam diskusi “Indonesia Mining Outlook 2025: Navigating Challenges, Driving Sustainability, and Embracing Innovation” yang diselenggarakan di The Westin Hotel, Jakarta, Kamis (27/2).
Meski demikian, dirinya menyebut tambang-tambang besar saat ini hampir mencapai puncak kapasitasnya. Namun, masih terdapat peluang yang bisa dimanfaatkan pertambangan untuk skala menengah dan kecil yang terus tumbuh. Tentunya hal ini, lanjut Bambang, diharapkan bisa meningkatkan permintaan jasa kontraktor.