Jakarta, FORTUNE - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, meminta PT Freeport Indonesia (PTFI) segera menyelesaikan perbaikan smelter tembaga terbarunya di Gresik, Jawa Timur, paling lambat Juni 2025. Instruksi tersebut diberikan menyusul insiden kebakaran yang melanda fasilitas tersebut pada Oktober 2024.
Bahlil mengatakan jika PTFI gagal memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan, pemerintah tidak akan segan-segan menjatuhkan sanksi.
"Saya sudah meminta Pak Tony Wenas (Presiden Direktur PTFI) untuk menandatangani pernyataan bermaterai dan dinotariskan. Jika sampai Juni belum rampung, maka akan ada sanksi yang diberikan," ujarnya di hadapan wartawan, Jumat (21/2).
Pemerintah juga berencana memberikan perpanjangan izin ekspor tembaga bagi PTFI, yang seharusnya berakhir pada 31 Desember 2024.
Relaksasi ini akan berlaku hingga Juni 2025 di luar penegasan Bahlil bahwa izin itu akan diberikan secara bertahap. Menurutnya, smelter berkapasitas besar ini membutuhkan waktu untuk beroperasi secara optimal dan tidak dapat langsung mencapai kapasitas penuh.
"Kita tahu bahwa smelter ini ditargetkan selesai Juni. Tetapi dalam operasionalnya, pabrik tidak bisa langsung beroperasi 100 persen. Kalau dipaksakan, bisa ada masalah lagi. Ini harus dikebut karena sebelumnya kita sudah menghentikan operasionalnya," kata Bahlil.