Tesla Akan Buka Pabrik Besar di Batang Tahun Ini
Disinyalir, peluang Indonesia lebih besar dari India.
Jakarta, FORTUNE – Menyusul pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan CEO Tesla, Elon Musk beberapa waktu lalu, perusahaan mobil ini dikabarkan akan berinvestasi di Indonesia. Perusahaan mobil listrik ini akan membangun sebagian besar aset di Batang, Jawa Tengah tahun ini.
“Tesla akan masuk pada dua bagian investasi besar, pertama tentang ekosistem baterai mobil, yang kedua adalah mobilnya,” ujar Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadaliadalam keterangan pers yang diterima, Jumat (20/5).
Namun, Bahlil belum bisa menyebut berapa besaran nilai investasi yang disepakati. “Nanti, tunggu lah, karena kita belum tanda tangan kesepakatan. Berapa investasinya, masih juga dirahasiakan, masih tunggu. Tapi, ini barang bagus, barang gede,” katanya.
Buah dari pertemuan Elon Musk dan Jokowi
Bahlil menyampaikan, capaian ini merupakan buah dari pertemuan Elon Musk dengan Jokowi di Amerika Serikat (AS). Presiden Jokowi, secara langsung meminta Tesla dan Foxconn untuk bisa berinvestasi di Indonesia.
Sementara, Menteri Koordinator Kemaritima dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bertugas untuk ‘merayu’ salah satu taipan terbesar di dunia tersebut.
“Rayuan kita waktu itu, Foxconn lolos, masuk. Yang Tesla masih tarik ulur (saat itu). Alhamdulilah, berkat tangan dingin dan intuisi Bapak Presiden, Tesla Insya Allah akan masuk ke Indonesia,” ujar Bahlil.
Tarik ulur Tesla dan pemerintah India
Mengutip Reuters (15/5), Tesla Inc menunda rencana untuk menjual mobil listrik di India. Pencarian showroom dihentikan, setelah gagal mengamankan pajak impor yang lebih rendah. Hal ini terjadi, setelah lebih dari setahun, Tesla dan Pemerintah India belum menemukan titik temu.
Media Outlookindia sempat memberitakan bahwa Perdana Menteri Narendra Modi menginginkan Tesla mendirikan pabrik di India untuk dijual di pasar domestik dan ekspor. Tapi, pada Agustus 2021, Musk mengatakan bahwa Tesla mungkin akan memproduksi di negara tersebut jika berhasil dengan produk impornya terlebih dahulu.
Kondisi ini tentu semakin menguntungkan Indonesia, mengingat ketertarikan Elon Musk untuk berinvestasi di Indonesia. Bahkan, berbagai media India dikabarkan menyebut peluang Indonesia lebih besar untuk menerima investasi Tesla.
Kemungkinan Gigafactory di Indonesia
Rencana tersebut membuka berbagai kemungkinan Tesla akan membangun pabrik berskala besar–Gigafactory–di Indonesia. Jika terealisasi, investasi Tesla ini akan menjadikan Indonesia menjadi negara ketiga di luar AS yang memiliki pabrik Tesla. Saat ini, selain AS, Tesla memiliki Gigafactory di Cina dan Jerman.
Sebagai informasi, Gigafactory pertama Tesla dibangun di Nevada, AS. Di sana, Tesla memproduksi motor elektrik untuk menggerakkan mobil listrik, sekaligus membuat baterainya. Berikutnya, Tesla kembali membangun Gigafactory 2 di New York yang memproduksi atap surya, panel surya, dan komponen elektrik untuk supercharger.
Sedangkan, di Shanghai, Cina, Tesla memproduksi Model 3 dan Model Y. Tahun ini pula, Tesla mulai mengoperasikan Gigafactory keempat di Jerman yang memproduksi Tesla Model Y dan baterai. Ada pun, Gigafactory kelima atau terakhir, berada di Austin, Texas, dengan produksi Tesla Model Y, baterai lithium-ion, dan Tesla Cybertruck.