Jakarta, FORTUNE - Pengembangan bisnis UMKM lokal sejatinya harus didukung dengan masifnya kemajuan teknologi. Untuk itu, pelaku UMKM diharapkan bisa beradaptasi secara digital guna menjangkau lebih banyak pelanggan.
Proses digitalisasi nyatanya tidak hanya membantu UMKM untuk menjangkau lebih banyak pembeli, melainkan bisa membawa bisnis UMKM lokal ke jenjang yang lebih profesional. Salah satu upaya digitalisasi yang bisa dilakukan oleh UMKM ialah memanfaatkan platform e-commerce.
Kepala Bidang Kemudahan Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM), Berry Fauzi mengatakan, UMKM banyak memanfaatkan jaringan marketplace untuk memasarkan produknya di masa pandemi. Hal tersebut juga tertuang dalam laporan MSME Empowerment Report, 2022.
“Sebanyak 40 persen UMKM menggunakan media sosial, 38 persen menggunakan instant messaging, menggunakan e-commerce 13 persen, dan ride hailing 5 persen,” kata Berry melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (22/5).
Namun demikian, tak jarang banyak pelaku UMKM yang masih mengalami beberapa kendala saat mengakses digital. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh DSInnovate kepada 1.500 pemilik UMKM, ditemukan beberapa kendala yang dialami oleh UMKM.
Survei menunjukan bahwa 30,9 persen UMKM kesulitan dalam mengadopsi digital. Sedangkan 70,2 persen pemilik UMKM bermasalah saat melakukan pemasaran produk. Permasalahan lainnya ialah berkaitan dengan akses permodalan yang mencapai 51,2 persen, masalah pemenuhan atau persediaan bahan baku sebesar 46,3 persen.