Jakarta, FORTUNE – Asosiasi Senior Living Indonesia (ASLI) menyebut bisnis hunian untuk lanjut usia atau senior living di Indonesia sangat menjanjikan. Apalagi jumlah pendudukan berusia di atas 60 tahun di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
“Secara umum memang peluang bisnis ini portofolio yang menjanjikan pada hari ke depan, karena pertumbuhan kesejahteran lansia juga semakin tinggi,” kata anggota Dewan Pembina ASLI, Marlin Marpaung, kepada Fortune Indonesia, Senin (1/11).
Secara struktur ekonomi lansia di Indonesia, 56 persen berada dalam kondisi ekonomi baik untuk diserap pasar. Sebanyak 45 persen lansia memiliki keuangan menegah atas, dan 11 persen di antaranya merupakan orang kaya. Kedua segmen ini bisa dimaksimalkan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan struktur penduduk Indonesia mengarah ke usia tua, yang pada 2025 diperkirakan jumlahnya di Indonesia mencapai 36 juta jiwa. Kemudian, akan ada 63,31 juta lansia atau hampir 20 persen dari total populasi pada 2045.
Berdasarkan data Perserikaan Bangsa-bangsa (PBB) tentang World Population Ageing, pada 2015 jumlah lansia dunia diperkirakan 901 juta jiwa. Proyeksinya akan terus meningkat mencapai 2 miliar jiwa pada 2050. Indonesia pada tahun dimaksud akan masuk dalam 10 besar negara lansia terbesar dengan jumlah 74 juta jiwa.
Menurut Marlin, bisnis senior living terus mengalami pertumbuhan. Pada 2014-2020, katanya, kapasitas total senior living rata-rata tumbuh 10 persen per tahun. Bahkan, dia menyebut ada yang tingkat okupansinya 80 persen.
“Artinya pertumbuhannya ada signifikan benar, dan ada yang terganggu pandemi. Tapi saat pandemi banyak juga dicari orang, agar orang tuanya dapat dirawat dengan baik,” ujarnya.
