Jakarta, FORTUNE - Raksasa dirgantara Amerika Serikat, Boeing, berencana menghentikan sementara perekrutan tenaga kerja serta mempertimbangkan opsi pemutusan hubungan kerja (PHK) sementara untuk menghemat biaya operasional di tengah aksi pemogokan para pekerjanya.
Perusahaan memandang perlu langkah-langkah tersebut, termasuk pengurangan anggaran untuk pemasok, menyusul adanya tantangan besar pada bisnisnya.
Menurut laman Fortune, Selasa (17/9), Chief Financial Officer, Brian West, menjelaskan dalam memo kepada karyawan tentang 10 langkah penghematan yang akan diambil Boeing, yang di antaranya adalah pembekuan perekrutan, penundaan kenaikan gaji untuk manajer dan eksekutif, serta penghentian semua perjalanan yang tidak mendesak.
“Kami juga mempertimbangkan langkah sulit berupa cuti sementara bagi banyak karyawan, manajer, dan eksekutif dalam beberapa pekan mendatang,” kata West.
Sekitar 33.000 pekerja yang tergabung dalam Asosiasi Pekerja Mesin dan Dirgantara Internasional memulai pemogokan pada Jumat pagi setelah menolak tawaran kenaikan gaji sebesar 25 persen dalam empat tahun.
Serikat pekerja sebelumnya menuntut kenaikan upah minimal 40 persen.
Perwakilan dari kedua pihak akan bertemu dengan mediator dari pemerintah federal pada Selasa untuk membahas kesepakatan baru.
Para pekerja menggelar aksi unjuk rasa di beberapa lokasi di Washington, Oregon, dan California.
Di pabrik Boeing di Everett, Washington, Nancie Browning, seorang spesialis manajemen material yang sudah bekerja di Boeing selama lebih dari 17 tahun, menyatakan bahwa tawaran terbaru perusahaan bahkan lebih buruk dari yang menyebabkan pemogokan dua bulan pada 2008.
Menurutnya, tanpa bonus tahunan, kenaikan yang ditawarkan hanya sekitar 9 persen, bukan 25 persen.