Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribada mengemukakan keresahannya akan keberlanjutan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri. Pasalnya, kebijakan ini akan berakhir pada 31 Desember 2024.
Kondisi demikian menempatkan Pupuk Indonesia dalam ketidakpastian perihal harga gas pada 2025 dan seterusnya.
“Ini yang jujur buat kami di Pupuk Indonesia tidak bisa tidur,” kata dia dalam rapat bersama dengan Komisi IV DPR-RI, Rabu (19/6).
Rahmad menekankan pentingnya pasokan yang memadai untuk Pupuk Indonesia Group, sebab gas adalah bahan baku utama pembuatan pupuk. Namun dalam praktiknya, realisasi penyaluran gas tidak sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagai contoh, PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) pada 2023 membutuhkan gas 54 BBTUD, tapi dalam penyalurannya hanya dikirim 45 BBTUD.
Kemudian untuk PT Pupuk Sriwijaya Palembang (PSP), kebutuhan pada 2023 mencapai 188 BBTUD, namun hanya disalurkan 175 BBTUD.