Jakarta, FORTUNE - Budaya empat hari kerja dalam seminggu semakin populer di Eropa. Hasil awal dari uji coba nasional di negara-negara seperti Islandia dan Inggris menunjukkan bahwa pekerja merasa lebih beristirahat, kurang stres, dan menemukan keseimbangan kerja-hidup atau work life balance yang lebih baik jika mereka bekerja satu hari lebih sedikit.
Namun, perubahan ini membutuhkan komitmen administratif yang nyata dan lebih mudah diterapkan di beberapa industri daripada yang lain, serta dapat didorong oleh kebijakan nasional yang kuat, dikutip dari Fortune.com.
Uji coba yang mengikutkan aturan 100-80-100', di mana pekerja tetap produktif 100 persen selama 80 persen waktu, dengan 100 persen gaji. Karyawan melakukan jumlah pekerjaan yang sama dalam waktu yang lebih singkat, dan banyak organisasi tidak melihat dampak negatif pada produktivitas dan pendapatan.
Hasil sebaliknya ditunjukkan ketika karyawan mencoba memasukkan 40 jam kerja dalam empat hari. Studi independe survei Gallup 2022 juga menunjukkan pendekatan ini menyebabkan peningkatan kelelahan.
Asda, salah satu supermarket terbesar di Inggris, menghentikan uji coba bagi staf untuk bekerja 44 jam selama empat hari, karena shift 11 jam terlalu menuntut, terutama bagi mereka yang bergantung pada transportasi umum atau memiliki tanggung jawab pengasuhan.