Ilustrasi Layanan & Cabang Bumame/Dok Bumame
James juga menambahkan, saat ini jumlah pasien yang telah dilayani Bumame masih dalam tren meningkat meski terlepas dari pandemi Covid-19. Ia menyatakan, saat ini kesadaran akan kesehatan masyarakat semakin meningkat.
“Mungkin kalau saya kesampingkan waktu pandemi, dari awal 2024 sampai 2025 ini, saya rasa kami sudah melayani lebih dari 150 ribu lebih pasien. Jadi, bila sebelumnya kita hanya home care dan pelayanan corporate tapi sekarang kita punya cabang sendiri,” kata James.
Meski demikian, ia tak dapat memungkiri bahwa kesadaran masyarakat untuk layanan preventif seperti medical check up (MCU) masih menjadi tantangan besar. Data National Health Accounts Indonesia terakhir di tahun 2022 menunjukkan bahwa layanan pemeriksaan rutin demi menjaga kesehatan jangka panjang atau preventif, baru menyumbang 21,8 persen dari total belanja kesehatan nasional, sementara tindakan kuratif mencapai 54,4 persen.
Lebih lanjut, pada tahun 2023 hanya sekitar 39,87 persen populasi usia di atas 20 tahun yang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Angka-angka ini menegaskan perlunya upaya bersama dari sektor publik dan swasta untuk memperkuat budaya deteksi dini di Indonesia. Dengan demikian, James optimis masih akan terus menjangkau pasar lebih luas lagi.
Ke depannya, lanjut James, Bumame berambisi untuk menjadi perusahaan laboratorium kesehatan ternama di Indonesia dalam tiga hingga lima tahun mendatang. Sejak berdiri pada 2020, fokus ekspansi Bumame akan dijalankan dari wilayah Jabodetabek dan meluas ke kota-kota besar lain.
Selain itu, Bumame tengah mempersiapkan pembentukan pusat layanan khusus seperti klinik ibu dan anak serta pusat skrining kanker dini, yang diharapkan dapat menjadi memperpanjang relasi dengan konsumen sekaligus mengambil peran dalam memperkuat ekosistem kesehatan nasional.