Jakarta, FORTUNE - Kecepatan identik dengan perkembangan teknologi digital. Komunikasi, pengiriman data, bahkan produksi, dapat terjadi lebih cepat berkat perkembangan teknologi digital, terlebih di masa pandemi yang mengubah perilaku konsumsi masyarakat karena berbagai pembatasan yang terjadi.
Perusahaan analitik terkemuka, GlobalData, melaporkan pada laman resminya (24/9) bahwa peningkatan persaingan para agregator pengiriman telah memengaruhi ekspektasi konsumen akan kecepatan. Kenyamanan jadi komoditas berharga dan banyak orang bersedia membayar lebih tinggi untuk kecepatan layanan yang lebih. Quick commerce (q-commerce) pun muncul sebagai opsi besar terkait pengiriman.
GlobalData menyebutkan bahwa q-commerce adalah generasi berikut e-commerce. Dengan konsep ini, faktor penting yang bersaing dengan brand adalah kecepatan. Melalui q-commerce, sebuah toko online dapat mengirimkan sejumlah kecil barang kepada pelanggan dengan waktu tunggu di bawah satu jam. Bahkan, beberapa jenama dapat mengirimkannya hanya dalam 10 menit. Ada lima faktor yang mendorong pertumbuhannya: gaya hidup sibuk, urbanisasi, rumah tangga kecil, Covid-19, dan populasi yang semakin tua.
Carmen Bryan, analis konsumen GlobalData, mengatakan pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah membuat konsumen lebih memperhatikan pengalamannya saat melakukan pembelian secara daring. E-commerce yang bertumbuh saat pandemi, tidak cukup hanya mengandalkan variasi barang dan kualitas aplikasi jual-beli saja, namun juga kecepatan yang makin diperhitungkan konsumen.
Bryan mengungkapkan, masa depan q-commerce akan mencakup penerapan praktik yang lebih berkelanjutan dan investasi dalam inovasi teknologi untuk mengoptimalkan kecepatan waktu pengiriman. “Kesulitan teknis kecil atau hambatan yang membuat orang merasa frustrasi akan membuat mereka bermigrasi ke pesaing usaha,” ucapnya.