Jakarta, FORTUNE - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) bakal membangun kompleks petrokimia yang kedua dengan nilai investasi US$5 miliar atau Rp71,7 triliun (kurs RP14.300). Kompleks berlabel CAP2 itu ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2026.
“Perusahaan tersebut selama ini memproduksi bahan baku plastik yang dapat diproses lebih lanjut menjadi berbagai produk hilir oleh sektor industri lainnya, seperti produk kemasan, pipa, otomotif, hingga elektronik,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (Dirjen IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperian), Muhammad Khayam, dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/12).
Proyek ini merupakan upaya dalam memenuhi permintaan produk petrokimia dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor. Kompleks ini nantinya akan terintegrasi sepenuhnya dengan pabrik sebelumnya yang telah ada di Cilegon. Di sana juga akan berdiri pabrik LDPE (low density polyethylene) pertama di Indonesia.
Pembangunan pabrik petrokimia ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi industri hilir lokal, mengurangi beban impor, mendukung penciptaan lapangan kerja, serta mengakselerasi penerapan Industri 4.0 di Indonesia. “Melalui anak perusahaan PT CAP, yaitu PT Chandra Asri Perkasa, pembangunan kompleks CAP2 nantinya akan menambah kapasitas total produksi dari 4,2 juta ton menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun,” kata Khayam.
Pembangunan CAP2 saat ini berada dalam tahap front-end engineering design (FEED) yang merupakan tahap ketiga dalam proses tersebut. FEED merupakan tahapan kunci untuk perencanaan terperinci proyek CAP2 dan akan diikuti dengan proses seleksi untuk para kontraktor teknis, pengadaan, dan konstruksi. PT CAP menargetkan untuk mengambil keputusan final pada 2022.