Jakarta, FORTUNE - Citigroup akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 20.000 karyawannya dalam dua tahun ke depan, setelah melalui kuartal IV yang "mengecewakan" dan mengakibatkan perseroan mengalami kerugian US$1,8 miliar atau sekitar Rp27,99 triliun (kurs Rp15.555 per dolar AS).
Saham Citigroup naik lebih dari 1 persen di tengah upaya perseroan memangkas birokrasi dan meningkatkan keuntungan.
“Kuartal keempat jelas mengecewakan,” kata CEO Jane Fraser kepada para analis, dikutip dari Reuters, Senin (15/1). “Kami tahu bahwa tahun 2024 adalah tahun yang kritis.”
Bank ini akan memangkas 20.000 orang stafnya atau sekitar 8 persen tenaga kerja globalnya yang mencapai 239.000 hingga 2026, termasuk PHK akibat reorganisasi besar-besaran, kata Chief Financial Officer Mark Mason kepada wartawan.
Citi juga tidak akan menghitung 40.000 pekerjaan ketika mereka memisahkan diri dan mendaftarkan unit konsumennya di Meksiko, Banamex, dalam penawaran umum perdana, yang pada akhirnya bertujuan untuk mencapai tingkat staf sebanyak 180.000 karyawan.