Depresiasi: Definisi dan Metode Penghitungan di Perusahaan

Jakarta, FORTUNE - Depresiasi bukan istilah asing di dunia bisnis dan ekonomi. Lantas, sebenarnya apa itu depresiasi?
Kata itu erat berkaitan dengan penurunan. Mengutip Economic Times, definisi depresiasi adalah penurunan nilai moneter sebuah aset karena penggunaan, usangnya umur, hingga pengaruh dinamika pasar. Kebalikan dari depresiasi adalah apresiasi, kondisi saat nilai aset meningkat di periode tertentu.
Contoh aset yang bisa terdepresiasi dalam jangka waktu tertentu, yakni properti, mesin, peratalan, hingga mata uang negara. Maka, tidak heran jika Anda sering melihat kata ‘depresiasi’ bersandingan dengan nilai tukar rupiah.
Dalam akuntansi, depresiasi diproyeksikan berdasarkan informasi ihwal jangka waktu manfaat aset, seperti pada nilai properti. Dus, pada bentuk aset seperti itu, kondisi pasar dan fluktuasi ekonomi makro berdampak besar.
Metode untuk menghitung biaya aset berwujud
Melansir Investopedia, istilah depresiasi merujuk pada metode untuk menghitung biaya aset berwujud selama masa penggunaan. Penyusutan nilai mengindikasikan seberapa besar penggunaan nilai aset tersebut. Dus, hal itu memungkinkan perusahaan mengantongi pendapatan dari aset, dengan melepasnya kepada pihak lain.
Jika tidak menghitung nilai depresiasi aset secara rutin setelah pembelian, maka itu akan berdampak terhadap laba. Sebab, nilai aset akan terus berubah seiring bertambahnya depresiasi.
Selain itu, perusahaan bisa mendepresiasi aset jangka panjang untuk keperluan pajak dan akuntansi.