Jakarta, FORTUNE - Pemanfaatan PLTS atap pada sektor kesehatan Indonesia terus berkembang. PT Jayamas Medica Industri Tbk (JMI), produsen alat kesehatan pemilik merek OneMed, bersama SUN Energy meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap berkapasitas 740 kWp di dua pabriknya yang berlokasi di Krian dan Mojoagung, Jawa Timur. Pemanfaatan energi surya ini menjadi strategi JMI mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam kegiatan bisnis.
Direktur Operasional JMI, Leonard H. Hartanto, mengatakan langkah tersebut mendukung efisiensi penggunaan energi dan menekan emisi, serta sejalan dengan agenda global menuju energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan.
PLTS Atap tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan 1,06 juta kWh listrik ramah lingkungan setiap tahun dan menurunkan emisi karbon sekitar 830 ton CO₂ per tahun—setara dengan kontribusi penanaman kurang lebih 13.700 pohon.
Leonard menyatakan perusahaan berusaha menjaga keseimbangan antara kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Karena itu, pembangunan PLTS Atap dipandang sebagai langkah strategis menekan jejak karbon dari kegiatan manufaktur.
"Melalui instalasi PLTS Atap, JMI mengambil langkah strategis untuk mengurangi jejak karbon dari kegiatan operasional, memperkuat praktik manufaktur kesehatan yang berkelanjutan, sekaligus menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan," ujar Leonard dalam keterangannya, dikutip Jumat (26/9).
Bagi SUN Energy, inisiatif ini menjadi proyek perdananya pada industri alat kesehatan. CEO SUN Energy, Emmanuel Jefferson Kuesar, menilai kolaborasi tersebut penting karena sektor kesehatan terbukti menjadi salah satu tulang punggung bangsa, terutama sejak pandemi COVID-19.
Pemilihan Jawa Timur sebagai lokasi didasarkan pada posisinya sebagai pusat pertumbuhan industri utama di Indonesia, dengan kontribusi lebih dari seperempat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Jawa dan sekitar 14–15 persen Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Lewat proyek ini, JMI tidak hanya memperkuat transformasi bisnis yang berfokus pada keberlanjutan, tetapi mendorong Jawa Timur menjadi kawasan industri yang lebih ramah lingkungan dan kompetitif di tingkat global.