Jakarta, FORTUNE - Tidak semua perjalanan bisnis dimulai dari ruang rapat megah dengan strategi tertata rapi. Bagi Haryanto Tjiptodihardjo, Presiden Direktur PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC), kisah suksesnya dimulai dari sesuatu yang sederhana: mengetuk pintu rumah orang.
Sebagai anak dari pendiri Impack Pratama, Handojo Tjiptodihardjo, Haryanto tumbuh dalam lingkungan bisnis. Namun, ia tidak serta-merta duduk di kursi kepemimpinan.
Setelah menyelesaikan gelar MBA dari Woodbury University, AS, ia kembali ke Indonesia pada 1986 dan memulai kariernya sebagai manajer ekspor di Impack. Dari sana, ia belajar bahwa untuk berkembang, sebuah bisnis harus berani berinovasi.
Tahun 1992 menjadi titik balik dalam hidupnya. Saat berkunjung ke Australia dan Selandia Baru, ia menemukan sebuah material baru: polikarbonat. Bahan ringan dan transparan ini digunakan sebagai atap rumah yang tahan lama. Ide pun muncul: mengapa tidak memproduksinya di Indonesia?
Namun, langkah ini bukan tanpa risiko. Haryanto mengeluarkan investasi besar untuk membeli mesin produksi dari Jerman, meskipun pasar untuk atap polikarbonat di Indonesia belum terbentuk.
“Kakak saya pernah bilang saya tidak waras karena menggelontorkan miliaran rupiah untuk produk yang pasarnya belum ada,” kata dia kepada Fortune Indonesia di kantornya di Jakarta.
Namun, Haryanto tidak gentar. Tanpa jaringan pemasaran yang kuat, ia turun langsung ke lapangan. Setiap akhir pekan, alih-alih bersantai, ia pergi ke perumahan elite di Jakarta seperti Kelapa Gading dan Ancol. Ia mengetuk satu per satu pintu rumah, meninggalkan brosur, dan bahkan menitipkannya ke pembantu rumah tangga.
Perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil. Pesanan pertama datang dari sebuah toko bangunan di Pinangsia, Jakarta Barat.
“Pesannya cuma 100 kilogram, tapi saya senang bukan main,” ujarnya.
Seiring waktu, pemasaran Impack berkembang. Mereka mulai memasang billboard dan membangun branding kuat. Kini, produk Impack seperti Solartuff dan Alderon menguasai 90 persen pasar atap polikarbonat dan 70 persen pasar uPVC di Indonesia.
Haryanto percaya kunci kesuksesan bukan hanya inovasi, tapi juga kekuatan merek.
“Saya ingin produk kami memiliki brand value yang kuat seperti Toyota atau AQUA, di mana merek menjadi identitas penting,” ujarnya.
Dari seorang pria yang dulu mengetuk pintu rumah demi memperkenalkan produknya, kini Haryanto memimpin perusahaan yang menjadi raksasa pada industri bahan bangunan. Perjalanannya membuktikan bahwa dengan visi, keberanian, dan kerja keras, sebuah ide kecil bisa tumbuh menjadi sukses besar.