BUSINESS

Ini Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

Perdagangan tidak akan terjadi bila tidak ada penyebabnya.

Ini Faktor Pendorong Perdagangan Internasionalilustrasi pajak ekspor barang (pexels.com/Chanaka)
by
23 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perdagangan internasional merupakan kegiatan transaksi jual beli antara suatu negara dengan negara lainnya atas dasar kesepakatan bersama.

Perdagangan internasional biasanya mencakup kegiatan ekspor dan impor sebagai komponen pentingnya. Per Agustus 2022, neraca dagang Indonesia membukukan surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$5,76 miliar secara bulanan pada Agustus 2022. Realisasi itu lebih tinggi secara bulanan dari bulan sebelumnya yang sebesar US$4,23 miliar. Ini merupakan hasil dari perdagangan internasional.

Namun, perdagangan internasional tentu tidak terjadi secara sembarangan. Dilansir dari laman Sumber Belajar Kemendikbud, ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional.

1. Perbedaan sumber daya alam

Tidak semua negara memiliki sumber daya alam yang sama. Sumber daya alam menjadi penting dan krusial karena merupakan bahan baku produk tertentu.

Negara yang membutuhkan sumber daya alam itu akan mencari negara yang memiliki sumber daya alam tersebut. Hal ini memicu terjadinya perdagangan internasional.

Sebagai contoh, Indonesia dikenal kaya akan sumber daya alam. Namun, dalam urusan pengolahan, Indonesia belum memadai sehingga mendorong Indonesia menawarkan hasil SDA ke negara lain (ekspor) untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut.

2. Penghematan biaya produksi

Bagi negara yang belum memiliki ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk membuat sendiri produk seperti mobil dan handphone, pembuatannya akan menghabiskan biaya produksi yang jauh lebih mahal dibandingkan jika negara tersebut membelinya dari negara lain. Oleh karena itu, membeli produk seperti mobil dan handphone dari negara pembuatnya dapat menghemat biaya produksi.

Related Topics