Managing Director Aica Indonesia, Dan Mashiki/Dok. fortune idn/desy y.
Q: Apa makna lima dekade kehadiran AICA Indonesia di Tanah Air?
A: Lima puluh tahun adalah perjalanan panjang yang membanggakan. Kami memulai dengan produk High Pressure Laminates (HPL) dan lem sintetis Aica-Aibon, yang awalnya 90 persen untuk ekspor. Kini, kami telah berkembang pesat, bahkan mengirimkan produk ke Jepang—negara asal kami sendiri.
Q: Apa yang menjadi rahasia keberlanjutan AICA Indonesia hingga hari ini?
A: Core values kami sangat kuat, termasuk investasi jangka panjang pada pengembangan SDM. Kami memadukan etos kerja Jepang dengan nilai-nilai lokal. Setiap tahun, para engineer kami dikirim ke Jepang untuk pelatihan. Ini bukan sekadar transfer teknologi, tapi juga membangun koneksi yang erat antara dua budaya kerja.
Q: Bagaimana AICA Indonesia beradaptasi dengan pasar domestik?
A: Kami sangat memahami bahwa masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, punya keinginan besar terhadap estetika rumah. Itu sebabnya kami terus memperkuat inovasi, desain, dan merilis motif-motif HPL edisi khusus, seperti marble, yang hanya ada di pasar Indonesia.
Q: Apa tantangan terbesar yang dihadapi? Apakah produk palsu jadi hambatan?
A: Pandemi 2020 itu masa penuh ketidakpastian. Banyak proyek berhenti, pembangunan melambat. Tapi kami bangkit pada 2021—bahkan sebelum pandemi resmi berakhir—tanpa melakukan layoff. Itu pencapaian penting bagi kami.
Soal produk palsu, kami mengimbau konsumen untuk selalu memeriksa logo dan barcode autentik pada kemasan. Baru-baru ini, kami juga menyegarkan desain kemasan 70 gram dengan warna yang lebih cerah dan logo baru agar lebih mudah dikenali dan sulit ditiru.
Q: Bagaimana kontribusi ekspor terhadap bisnis?
A: Saat ini, 60 persen produksi kami diekspor, dan Jepang adalah salah satu pasar utama. Lucunya, produk dari Indonesia justru lebih kompetitif dibanding yang diproduksi langsung di Jepang.
Q: Apakah tren rumah ‘setengah jadi’ menjadi peluang bagi AICA Indonesia?
A: Betul. Banyak rumah yang dibeli masyarakat masih harus direnovasi. Ini menjadi pasar besar bagi produk kami seperti panel dinding Cerarl dan pelapis meja Tough Top. Budaya ingin tampil beda dan estetik di kalangan muda juga mendorong permintaan.
Q: Apa yang membedakan produk HPL AICA untuk pasar Indonesia?
A: Kami meluncurkan edisi terbatas yang khusus dikembangkan berdasarkan selera lokal. Ada 14 motif, mayoritas marble, yang hanya tersedia di Indonesia. Ini bukti bahwa kami tidak hanya menjual produk global, tapi juga mendesain untuk pasar lokal.
Q: Bagaimana perkembangan lini produk Aica-Aibon?
A: Kami memiliki berbagai tipe—601, 10, GTR III (Spray), Super, 501, 12, RQ 651, dan 7. Terbaru, kami meluncurkan Aica-Aibon S+ dengan berbagai ukuran kemasan hingga 15 kg, menyasar segmen bisnis dan ritel.
Q: Apa kekuatan utama AICA Indonesia dibanding kompetitor?
A: Kami punya portofolio pasar yang seimbang antara domestik dan ekspor. Jika ada gangguan di satu pasar, kami masih bisa bergantung pada yang lain. Ini strategi penting untuk menghadapi dinamika pasar.
Q: Apa strategi bisnis AICA Indonesia untuk masa depan?
A: Kami fokus pada inovasi dan desain serta memperkuat orientasi ramah lingkungan. Tim pemasaran dan penjualan kami rutin berdiskusi dengan arsitek dan desainer agar tetap relevan dengan tren pasar. Lima tahun ke depan kami ingin menjadi produsen HPL dan lem sintetis terdepan di Indonesia. Kami juga terus meningkatkan pasar lokal tanpa melupakan ekspor, termasuk ke Jepang dan negara-negara ASEAN.