Fasilitas Penghilang Karbon di Udara Mulai Bermunculan

Jakarta, FORTUNE – Banyak negara, termasuk Indonesia, berjuang melawan waktu demi mengerem dampak perubahan iklim. Salah satu usaha yang diupayakan Indonesia adalah menerapkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Belum lama, Pertamina sepakat mengembangkan teknologi ini bersama ExxonMobil.
Teknologi sejenis yang disebut sebagai ‘penangkapan udara langsung’ semakin menggema di berbagai negara, walau pada awalnya dianggap sebagai fantasi. Bahkan, fasilitas ini didirikan secara khusus untuk membersihkan atmosfer dengan menyedot karbon dioksida (CO2) dari udara dan menyimpannya di bawah tanah hingga menjadi ‘emisi negatif’.
Melansir AP News (8/11), beberapa fasilitas terbesar di dunia yang punya manfaat penangkapan sekitar 4.000 metrik ton CO2 per tahun adalah Orca, dioperasikan oleh Climeworks dan berada di dekat Reykjavik, Islandia; serta Carbon Engineering yang membangun berbagai jenis pabrik penangkap udara langsung di British Columbia, Kanada.
Walau kinerjanya mulai terasa, namun jumlah penangkapan ini dianggap masih jauh dari harapan para ahli yang mengatakan bahwa dunia harus menghilangkan total CO2 sejumlah 10 miliar metrik ton. “Secara efektif, dalam waktu 30 tahun, kita membutuhkan perusahaan di seluruh dunia yang dua kali lebih besar dari industri minyak dan gas, dan itu bekerja sebaliknya,” kata Julio Friedmann, peneliti senior di Pusat Kebijakan Energi Global di Universitas Columbia.
Bagaimana penangkap udara langsung bekerja
Pabrik Orca menyedot udara melalui kipas ke dalam kotak besar berwarna hitam tempat CO2 terakumulasi pada filter. Kemudian, udara dipanaskan dengan energi panas bumi dan dikombinasikan dengan air, lalu dipompa jauh ke bawah tanah dalam formasi batuan basal. Climeworks mengatakan, dalam beberapa tahun, CO2 ini akan berubah menjadi batu.
Kerja pabrik tentu membutuhkan energi dan pengelolaannya memiliki cara yang berbeda. Pabrik Orca menerapkan 10 ton CO2 dikeluarkan untuk setiap 100 ton CO2 yang dikeluarkan dari udara. Sementara, pabrik Carbon Engineering beroperasi dengan energi terbarukan atau gas alam, dan ketika gas alam digunakan, CO2 yang dihasilkan selama pembakaran ditangkap.
CO2 juga dapat disuntikkan ke reservoir geologis seperti ladang minyak dan gas yang habis. Carbon Engineering mengambil pendekatan itu dalam kemitraan dengan Occidental Petroleum untuk membangun fasilitas penangkapan udara langsung ladang minyak Amerika Serikat di Permian Basin Barat Daya.
Menurut Badan Energi Internasional, pabrik penangkap udara langsung secara global menghilangkan total sekitar 9.000 ton CO2 dari udara setiap tahun.
“Hari ini kita berada pada level yang dapat kita katakan pada skala industri, tetapi bukan pada level di mana kita perlu membuat perbedaan dalam menghentikan perubahan iklim,” kata Daniel Egger, CCO Climeworks.