Jakarta, FORTUNE - Forever 21, peritel fast fashion asal Amerika Serikat, kembali mengajukan kebangkrutan (Bab 11) untuk kedua kalinya dalam enam tahun terakhir. Menurunnya jumlah pengunjung ke mal dan kian ketatnya persaingan dari toko online menjadi penyebab utama bangkrutnya perusahaan.
Dilansir dari Reuters, perusahaan ini belum berhasil menemukan pembeli untuk sekitar 350 tokonya di Amerika Serikat, yang berarti toko-toko itu bisa segera ditutup. Meski bangkrut, nama dan hak cipta Forever 21 masih dimiliki oleh Authentic Brands Group, sehingga meski cara operasionalnya berubah, merek itu mungkin masih ada di masa depan.
Pada 2019, Forever 21 pernah mengalami kebangkrutan sebelum akhirnya diakuisisi oleh Sparc, perusahaan kerja sama Authentic Brands Group dan operator mal Simon Property Group.
Saat ini, perusahaan melakukan penjualan dengan diskon besar-besaran di toko-tokonya dan sedang menjalani proses penjualan aset di bawah pengawasan pengadilan.