Jakarta, FORTUNE - Freeport-McMoRan Inc (FCX) memperkirakan operasionalisasi tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) di Papua Tengah, yang dikelola PT Freeport Indonesia (PTFI), baru akan kembali normal pada 2027.
Proyeksi ini muncul setelah terjadi insiden luncuran material basah pada 8 September 2025 yang mengganggu aktivitas produksi.
Penilaian awal menunjukkan, peristiwa tersebut bakal berdampak pada penundaan produksi, khususnya pada kuartal IV-2025 hingga sepanjang 2026.
“Tingkat operasi sebelum insiden berpotensi tercapai pada 2027,” demikian manajemen FCX, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (25/9)
PTFI memproyeksikan tambang Big Gossan dan Deep MLZ yang tidak terdampak insiden dapat kembali beroperasi pada pertengahan kuartal IV-2025.
Sementara itu, tambang GBC akan mulai beroperasi secara bertahap pada paruh pertama 2026, diawali dari blok PB2 dan PB3, dilanjutkan PB1S pada paruh kedua 2026, serta PB1C pada 2027.
Dengan skenario ini, produksi PTFI pada 2026 diperkirakan turun sekitar 35 persen dibandingkqn dengan estimasi sebelum insiden.
Sebelumnya, produksi pada 2026 ditargetkan mencapai 1,7 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas.
Untuk mengurangi kerugian, PTFI berencana mengajukan klaim asuransi properti dan gangguan bisnis hingga US$1 miliar, dengan batas US$700 juta khusus insiden tambang bawah tanah. Adapun pengurangan (deductible) yang berlaku mencapai US$500 juta.
Seiring dengan penundaan operasi, PTFI juga telah memberi tahu mitra komersial mengenai keadaan kahar (force majeure) sesuai kontrak yang berlaku.