Jakarta, FORTUNE - Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan PT Garuda Indonesia (Persero) tengah menjajaki kemitraan strategis dengan tiga maskapai berbeda di Timur Tengah, yakni Emirates, Etihad Airways, dan Qatar Airways.
Mengutip Bloomberg, proses tersebut masih dalam tahap pembicaraan awal untuk mendapatkan mitra yang dapat menawarkan keahlian dan konektivitas.
Saat ini, menurut Kartika, kas Garuda masih tebal berkat pulihnya perjalanan udara. Bahkan, maskapai nasional (flag carrier) itu belum menggunakan sebagian besar penyertaan modal negara (PMN) yang totalnya mencapai Rp7,5 triliun.
Meski demikian, perseroan harus mencapai arus kas bebas (free cash flow/FCF) sebesar US$150 juta pada tahun ini.
“Awalnya kami mengira Garuda perlu segera menambah ekuitas,” ujarnya dalam wawancara dengan Bloomberg, dikutip Kamis (16/2). “Kami tidak memiliki tekanan untuk melakukan rights issue demi mendapatkan lebih banyak uang, tetapi lebih untuk kolaborasi strategis.”
Isu kemitraan strategis Garuda dengan maskapai asal Timur Tengah turut mewarnai pergerakan saham Garuda Indonesia hari ini. Hingga akhir sesi I perdagangan, saham maskapai melonjak 9,3 persen menjadi Rp106 pada pukul 11:30 WIB—kenaikan tertajam dalam dua tahun terakhir.
Kesepakatan antara Garuda dan maskapai penerbangan Timur Tengah rencananya difokuskan untuk mendukung penerbangan haji—salah satu lini operasi maskapai yang paling menguntungkan.
Garuda perlu mencari mitra asing untuk membantu menghidupkan kembali jangkauan internasionalnya, terutama ke pasar seperti Eropa.
Untuk sementara, maskapai ini lebih berkonsentrasi pada perjalanan domestik.