Menggunakan gimmick sebenarnya sah saja dipakai oleh pelaku bisnis. Namun, Anda harus tetap jeli dalam menggunakan strategi satu ini sehingga tidak merugikan merek dagang. Berikut beberapa gimmick yang merusak brand yang harus dipahami.
1. Konten clickbait
Artikel kerap dipakai pelaku bisnis untuk memasarkan produknya lewat konten yang bisa dibaca di internet. Untuk menarik perhatian audiens, tidak jarang judul artikel dibuat lebih menarik. Dengan begitu, traffic situs website yang dimiliki bisa meningkat.
Meskipun begitu, judul yang berlebihan dan sensasional bisa berbahaya pada citra brand Anda di mata konsumen. Tidak dapat dipungkiri, penggunaan judul yang menarik memang ampuh untuk mendatangkan traffic ataupun engagement. Namun, usahakan konten yang dibuat tidak clickbait.
Konten clickbait akan berakibat buruk pada citra merek dagang karena dianggap tidak kredibel dalam menyampaikan informasi.
2. High-pressure landing page
Serupa dengan konten clickbait, high pressure landing page juga berdampak buruk pada citra. Landing page memang berguna untuk mengarahkan pembeli untuk melakukan sesuatu, mulai dari pendaftaran komunitas, hingga pemesanan atau pembelian produk.
Kendati demikian, Anda harus memerhatikan tampilan landing page tetap nyaman bagi konsumen. Hindari memasang tampilan yang berlebihan sehingga mengganggu pengalaman konsumen misalnya, tulisan “BELI SEKARANG!” yang dibuat dengan ukuran besar atau dilengkapi dengan efek cahaya.
Maka dari itu, landing page harus dibuat relevan dan sesuai dengan tujuan. Jika landing page dipakai untuk mengarahkan pembeli untuk melakukan pemesanan, ada baiknya Anda menampilkan instruksi pemesanan secara ringkas dan padat ke tautan pemesanan.
3. Newsjacking
Salah satu gimmick yang merusak brand lainnya, yaitu newsjacking. Istilah ini merujuk pada teknik yang mengkombinasikan berita yang sedang viral dengan perspektif brand. Strategi ini kerap dipakai untuk berbagi pengalaman pada audiens terkait topik yang sedang ramai.
Meskipun demikian, teknik ini cukup riskan untuk dipakai karena bisa menyinggung pihak terkait dari kasus tersebut. Dengan begitu, citra brand bisa rusak karena dianggap plagiat atau terasa aneh.
4. Guerilla marketing
Untuk memberikan kesan tersendiri dan keunikan, tidak jarang pelaku bisnis menggunakan guerilla marketing. Strategi ini dilakukan secara tersembunyi atau dengan mengejutkan audiens.
Cara satu ini memang cukup menarik dan memberikan kesan unik pada produk. Namun, strategi ini bisa berdampak buruk dan menimbulkan sentimen negatif. Bukannya diingat dengan kesan yang baik, merek dagang Anda bisa dikenal dengan citra yang buruk.
Dalam memakai strategi ini, tetap perhatikan kampanye yang dibuat tidak menyinggung keamanan publik.
5. Penggunaan hashtag yang tidak tepat
Hastag memang cukup familer dipakai untuk pemasaran di media sosial. Pemakaian hashtag sendiri dapat membantu pencarian oleh audiens. Strategi ini memang cukup efektif untuk menjangkau lebih banyak audiens.
Namun, pemilihan hastag yang tidak tepat bisa merusak brand. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya riset mendalam mengenai hashtag yang akan dipakai. Hashtag yang tidak sesuai dengan informasi yang dijadikan akan memberikan pandangan negatif pada merek dagang.