Jakarta, FORTUNE - PT Kalbe Farma Tbk melaporkan kenaikan laba bersih dan penjualan hingga kuartal III-2022, meski tekanan kenaikan biaya bahan baku akibat perang Rusia-Ukraina berlanjut.
Perusahaan mengumumkan penjualan bersih mencapai Rp21,18 triliun pada sembilan bulan pertama 2022, naik 10,9 persen ketimbang periode sama 2021. Sementara itu, laba bersih mencapai Rp2,48 triliun, naik 8,6 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
“Perseroan terus memperhatikan pentingnya pengelolaan atas peningkatan biaya bahan baku melalui kebijakan kenaikan harga, pengelolaan portofolio, dan pengelolaan efisiensi biaya operasional. Perseroan juga menjaga posisi likuiditas yang kuat untuk mengelola kebutuhan modal kerja ke depan,” kata manajemen Kalbe Farma dalam keterangan resmi, Senin (31/10).
Ketidakpastian kondisi makro ekonomi global telah menciptakan tekanan inflasi yang luas dan masalah rantai pasokan berkepanjangan, yang semakin diperburuk oleh krisis Rusia–Ukraina. Emiten berkode saham KLBF ini terus melakukan peningkatan efisiensi pada kegiatan operasional untuk mempertahankan rasio laba usaha terhadap penjualan.
Laba usaha naik 8,8 persen menjadi Rp3,09 triliun pada sembilan bulan pertama 2022, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan 14,6 persen. Laba sebelum pajak penghasilan pada tersebut Rp3,23 triliun, tumbuh 8,8 persen dengan margin laba sebelum pajak penghasilan 15,3 persen.