Jakarta, FORTUNE - Harga batu bara berjangka Cina turun ke level terendah tahun ini usai Indonesia mengumumkan akan segera mencabut larangan ekspor sementara batu bara. Mengutip Bloomberg, batu bara termal atau khusus pembangki listrik di Zhengzhou Commodity Exchange turun sebanyak 2,9 persen pada perdagangan siang ini. Ini terjadi setelah menyatakan bakal segera melepaskan 14 kapal penuh batu bara yang sudah dibayar oleh pembeli.
Kebijakan itu dilakukan terhadap perusahaan yang telah memenuhi persayaratan domestic market obligation (DMO). Sementara eksportir lainnya, akan diperbolehkan kembali mengirim batu bara mereka pada Rabu (12/1).
“Tidak ada lagi larangan ekspor berarti para penambang batu bara Indonesia harus melanjutkan aktivitas normal,” kata Justian Rama, analis Citigroup Inc di Jakarta, dalam sebuah catatan. "Mungkin ada beberapa kemunduran atau pelemahan dalam harga batu bara."
Pasar batu bara termal seaborne telah kacau balau sejak Indonesia mengumumkan penghentian ekspor pada awal Januari lalu. Kondisi ini dipicu oleh kelangkaan batu bara dalam negeri untuk pembangkit listrik yang dapat berujung pada krisis listrik.
Namun, kebijakan itu menuai protes dari berbagai pihak. Para pengusaha batu bara mengingatkan pemerintah kemungkinan force majeures lantaran beberapa pembeli China telah mencoba untuk membatalkan kesepakatan. Sementara mitra dagang seperti Jepang, Filipina dan Korea mendesak larangan itu segera dicabut.
Cina sendiri merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia dan importir utama dari Indonesia. Pukul 13:50 waktu Shanghai, benchmark batu bara negeri tirai bambu turun 2,7 persen menjadi 681,4 yuan per ton, jauh di bawah posisi 31 Desember yang mencapai 680 yuan per ton.