Jakarta, FORTUNE - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi membentuk holding pariwisata dan pendukung dengan tahap awal perubahan struktur direksi dan komisaris PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero). Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan saat ini induk usaha tersebut tinggal menunggu landasan hukum berupa Peraturan Pemerintah (PP) terkait pembentukannya.
"Momentumnya pas karena pariwisata sedang digenjot, kemudian kita sudah dilengkapi (holding). Kemudian dari sisi pengurus kami pilih orang-orang capable, kami lihat dari segi pengalaman mengelola kawasan pariwisata," ujar Arya dalam bincang bersama media, Selasa (5/10).
Saat ini Kementerian BUMN juga masih menyelesaikan proses pengalihan sejumlah perusahaan pelat merah ke dalam holding. Pertama, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC sebagai salah satu BUMN yang memiliki peran utama dalam pengembangan destinasi pariwisata.
Rencananya, ITDC akan menjadi anggota pada akhir 2021 usai pemerintah menyuntiknya dengan modal negara (PMN). Di samping itu, ada pula PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) selaku maskapai yang berperan penting dalam konektivitas dan mobilitas penduduk ke daerah tujuan wisata.
Namun, kata Arya, penggabungan Garuda Indonesia ke dalam holding baru akan dilakukan pada tahap ketiga, yakni pada 2023. Pasalnya, Garuda masih dalam tahap restrukturisasi dan menghadapi gugatan PKPU akibat mengalami tekanan keuangan akibat pandemi Covid-19.
"Garuda ini kita tunggu saja. Dia masih proses. Kita belum masukkan dia ke holding, nanti kan bisa holdingnya. Gak baik kalau ada yang bermasalah," jelasnya.
Jika di tengah masalah keuangan tersebut Garuda bergabung ke dalam holding, ia khawatir proses tersebut justru akan membebani perusahaan lain yang telah bergabung.
"Makanya kita tunggu kalau restrukturisasi berhasil, baru kita masukan ke holding. Kalau enggak, jangan dulu. Nanti mengganggu jadi beban. Karena kita enggak mau holding itu punya beban," ujar Arya.