Jakarta, FORTUNE – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tengah berupaya mencari mitra baru untuk proyek high pressure acid leaching (HPAL) di Sorowako, Sulawesi Selatan. Proyek smelter yang bernilai sekitar US$2,1 miliar tersebut saat ini tengah dikerjakan bersama Zhejiang Huayou Cobalt Co Ltd (Huayou).
Presiden Direktur INCO, Febriany Eddy, dalam acara paparan publik daring pada Senin (26/8), menyatakan bahwa meskipun rencananya melibatkan tiga pihak, saat ini baru dua pihak yang terlibat.
"Memang rencananya ada tiga [pihak]. Saat ini, baru dua, Huayou dan Vale," ujarnya.
Febriany menambahkan bahwa calon mitra baru harus memenuhi persyaratan tertentu, termasuk komitmen terhadap tata kelola lingkungan dan sosial sesuai standar internasional.
Selain itu, dia juga memastikan proses pencarian mitra tersebut berjalan positif serta diharapkan rampung dalam waktu dekat.
"Namun, diskusi masih belum mengerucut. Setelah nanti ada informasi lebih baik, maka kami tentu akan update ke pasar lagi," ujar dia.
Dalam proyek tersebut, INCO sendiri bertanggung jawab dalam pengembangan tambang, sedangkan mitra yang membentuk perusahaan patungan bakal bertanggung jawab dalam pembangunan smelter.
Hingga saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap penentuan studi lokasi pembangunan pabrik. Nantinya, pabrik itu bakal menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP) yang menjadi bahan baku untuk baterai kendaraan listrik.
Selain itu, fasilitas pengolahan tersebut juga ditargetkan sanggup memproduksi 60.000 ton nikel dan 5.000 ton kobalt per tahun yang masih dalam bentuk MHP.