Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww

Jakarta, FORTUNE – Akibat intensitas perang dagang antara Amerika Serika dan Tiongkok,  eksportir dalam negeri kebanjiran pesanan dari beberapa negara. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, sejumlah produk seperti garmen, pakaian, elektronik, furniture, hingga alas kaki mengalami peningkatan permintaan yang signifikan. 

Pesanan itu jadi terkandala pengirimannya, karena biaya logistik yang mahal, serta kelangkaan peti kemas di dalam negeri. “Ini juga kita ketahui harga freight ocean going antara Indonesia-Eropa, dan Indonesia-Amerika mengalami kenaikan sampai 5 kali lipat,” kata dia saat konferensi pers, Kamis (30/9).

Lutfi mengatakan, kelangkaan kontainer serta mahalnya biaya logistik tak hanya terjadi di Indonesia. Melainkan, hal ini juga terjadi di seluruh negara di dunia.  Dengan adanya masalah ini, kata Lutfi, Indonesia tidak bisa memaksimalkan peluang ekspor yang sedang terjadi peningkatan permintaan.

Berdasarkan perhitungannya, Indonesia memerlukan sekitar 1000 kontainer per minggunya untuk ekspor. Sehingga guna mengatasi permasalahan tersebut, Lutfi menyebut, pemerintah dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) telah melakukan pertemuan beberapa kali guna mencari solusinya.

1.Kemendag dapatkan komitmen pengadaan kontainer

Lutfi mengatakan, pihak telah mendapatkan komitmen baru dari penyedia layanan peti kemas.  Untuk saat ini, untuk industri non-makanan dan minuman mendapatkan komitmen pengadaan sebanyak 800-1000 kontainer per bulan. Kemudian untuk industri makanan-minuman dapat 3500-3800 kontainer per bulan. Jumlah tersebut, diharapkan dapat memenuhi kelangkaan kontainer yang terjadi saat ini.

“Kontainer itu dari mancanegera, yang kita kerjakan itu mempertemukan orang yang bawa kontainer dan orang yang memerlukan kontainer untuk bawa barang pergi,” ujarnya.

2.KSP turun tangan hadapi kelangkaan kontainer

Editorial Team

Tonton lebih seru di