Jakarta, FORTUNE - PT Indointernet Tbk (EDGE) atau Indonet, emiten penyedia infrastruktur digital, membangun dua rute tambahan jaringan fiber sejak 2024 yang diproyeksi rampung pada akhir 2025.
Direktur Operasional Indonet, Agus Ariyanto, menyatakan dengan adanya penambahan jumlah jaringan fiber tersebut, maka kinerja perseroan dari segmen konektivitas akan meningkat hingga 19 persen dan pangkalan data 26 persen pada 2026.
“Kurang lebih yang kita targetkan sama karena kita berkaca dari sebelumnya, bahwa pertumbuhan kita hampir dua kalinya,” ujarnya dalam media gathering Indonet di Jakarta, Rabu (3/12).
Ia menilai pasar tersebut masih akan tumbuh stabil pada tahun depan. Dengan adanya penambahan tersebut, Indonet akan memiliki tiga jalur jaringan fiber di seluruh Indonesia.
Saat ini, Indonet mengoperasikan jalur fiber Jakarta yang terhubung dengan kawasan Industri lebih dari 100 km, menggunakan 100 persen jalur kabel tanam (underground fiber) berkapasitas Nx576 core untuk mendukung konektivitas yang lebih berkelanjutan.
Menurutnya, dengan adanya jaringan fiber jalur kabel tanam, konektivitas diharapkan dapat lebih kuat, stabil, dan tahan gangguan. Selain itu, dukungan interkoneksi antar data center besar di Jakarta hingga area Bekasi-Karawang dapat tergelar.
Menurut Agus, kedalaman pemasangan jaringan pada 1,5-2 meter, akan membuat fiber jauh lebih terlindungi dari risiko putus akibat aktivitas konstruksi, cuaca ekstrem, maupun faktor eksternal lainnya. Hal ini memungkinkan operasionalisasi jaringan tetap stabil meski terjadi aktivitas di atas permukaan.
Dari sisi kinerja keuangan, pendapatan pusat data Indonet masih menjadi kontributor dominan pada pemasukan perseroan pada 2025. Pusat data menyumbang Rp372,40 miliar hingga 30 September 2025, naik dari Rp298,34 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, total pendapatan konektivitas naik menjadi Rp199,69 miliar dari Rp167,17 miliar.
Meski demikian, jumlah pendapatan keseluruhan perseroan turun menjadi Rp595,11 miliar berbanding Rp769,77 miliar pada tahun lalu. Itu terjadi karena adanya kompensasi pada pemasok yang harus dibayarkan oleh perseroan pada tahun ini.
Sebagai konteks, kompensasi kepada pemasok merupakan pengaturan dari pemasok yang diperhitungkan dalam periode perolehannya dan didasarkan pada perjanjian komersial dengan pemasok.
