Jakarta, FORTUNE - Vaksin Covid-19 BUMN produksi PT Bio Farma (Persero) yang dilabeli IndoVac telah mengantongi sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Sertifikasi halal tersebut terbit setelah MUI membahas dan menetapkan fatwa tentang kehalalannya.
“Kami memastikan seluruh proses dan rantai produksi Vaksin IndoVac, mulai bahan baku dan prosesnya sampai dengan produk jadi, telah memenuhi persyaratan produk halal. IndoVac telah memenuhi kebutuhan aspek halal dan thayyib yang memperkuat jaminan kualitas dan keamanan atas vaksin ini,” ujar Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, dalam keterangannya, Kamis (6/10).
Fasilitas produksi vaksin IndoVac telah lebih dulu mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 9 April 2022. Sementara itu, data mutu, potensi, proses produksi zat aktif, produk jadi, dan stabilitas juga telah sesuai dengan kebijakan BPOM.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, penyertifikasian kehalalan sebuah produk bertujuan untuk memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian atas ketersediaan produk halal bagi masyarakat.
Menurutnya, sertifikasi halal menjadi salah satu keunggulan IndoVac di pasar global setelah mendapatkan Emergency Use Listing (EUL) dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Selain digunakan di dalam negeri, vaksin IndoVac, kata Honesti, akan diekspor. Tahapan ekspor diawali dengan mendonasikan vaksin IndoVac ke sejumlah negara berpenghasilan menengah ke bawah, salah satunya Afrika.
Skema donasi, lanjut Honesti, melalui kerja sama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility. Menurutnya pihak Kementerian BUMN dan Kementerian Luar Negeri juga turut andil dalam rencana tersebut.
’’Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Luar Negeri juga sudah mulai menjajaki komunikasi dengan negara lain yang kemungkinan membutuhkan vaksin Covid-19 IndoVac. Saya belum tahu pasti, tapi mungkin beberapa negara Afrika. Mungkin saya katakan begini saja ya, kayak vaksin Polio kita kan banyak di Afrika tuh, mungkin tidak jauh beda targetnya dengan Polio itu," kata Honesti.