Jakarta, FORTUNE – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenkopUKM) mencatat kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada ekspor nonmigas baru mencapai sekitar 15,7 persen. Padahal, pada 2024 setidaknya kontribusi UMKM ditargetkan bisa mencapai 17 persen.
Asisten Deputi Pengembangan SDM UKM KemenkopUKM, Dwi Andriani Sulistyowati, mengatakan, pelaku UKM memerlukan banyak pengetahuan tentang tren produk ekspor, market intelligence, serta kemampuan mengembangkan produk ekspor. Untuk itu, pemerintah bakal mengadakan pengembangan SDM UKM berbasis kemitraan dengan agregator dan UKM ekspor.
“Ada tahapannya, teori sekitar 30-40 persen, kemudian kami ajak ke workshop langsung praktik, UKM mengamati, meniru, dan memodifikasi. Ditambah, adanya success story dari para aggregator yang juga sebagai pelaku UKM, untuk menyemangati mereka,” ujar Dwi Andriani dalam keterangan resmi, Minggu (18/9).
Pelaku UKM nantyinya tak hanya diberikan teori, namun juga kesempatan mempraktikkan ilmu yang baru dipelajari secara langsung. Ilmu-ilmu tersebut didapatkan dari para pakarnya langsung dengan memberikan ulasan dan masukan pada setiap produk yang dipresentasikan masing-masing UKM peserta.