Jakarta, FORTUNE - Kementerian BUMN mengajukan penyertaan modal negara (PMN) Rp73,26 triliun kepada 10 BUMN pada 2023. Itu terdiri dari PMN tunai Rp69,82 triliun dan PMN nontunai Rp3,44 triliun. Pengajuan PMN ini masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan PMN terbesar akan disalurkan ke PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp30,56 triliun yang dipakai membangun lanjutan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Nilai PMN Hutama Karya ini lebih rendah dibandingkan pengajuan awal yang sebesar Rp36,78 triliun.
Lalu PMN untuk InJourney sebesar Rp9,5 triliun yang akan digunakan sebagai penguatan permodalan untuk restrukturisasi. In Journey merupakan BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata.
"Selain itu, (PMN) juga akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur pariwisata dan infrastruktur aviasi, serta pembebasan lahan dan penyelesaian proyek kawasan KEK Mandalika," ujar Kartika dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (7/6).
Lalu, pemerintah juga akan menyuntikan modal ke PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) sebesar Rp3 triliun untuk pengembangan usaha. Kemudian, Perum Damri juga akan disuntikkan PMN sebesar Rp0,87 triliun untuk penugasan rute perintis dan reformasi armada menjadi bus listrik di Jakarta, Medan, Surabaya.
"Airnav sebesar Rp0,79 triliun terkait persetujuan Singapura untuk ruang udara yang di atas Sumatera butuh peningkatan kapasitas radar, sehingga memang ini butuh investasi radar baru agar bisa cover kawasan udara yang cukup luas. Airnav juga cukup besar dampak cashflow akibat pandemi sehingga perlu ada cashflow pembelian capex radar," tuturnya.
Selain itu, ada IndonesiaRe juga diusulkan PMN sebesar Rp3 triliun. Nantinya dana tersebut akan digunakan untuk perbaikan perseroan, dan mendapatkan rating internasional guna penguatan kapasitas bisnis.