Jakarta, FORTUNE – Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Giniting mengungkapkan sejumlah penyebab di balik kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi, seperti Pertamax Turbo dan Dex Series.
Menurutnya, kenaikan harga BBM saat ini mengikuti perkembangan industri minyak dan gas (Migas), khususnya harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) yang masih sangat fluktuatif.
“Tercatat, harga rata-rata ICP per Juli di angka US$106.73 per barel, masih lebih tinggi sekitar 24 persen dari harga ICP pada Januari 2022. Harga ICP ini memang sangat fluktuatif, namun harganya masih cukup tinggi,” katanya kepada Fortune Indonesia, Kamis (4/8).
Menuru perseroan, Pertamax Turbo dan Dex Series hanya dikonsumsi sekitar 5 persen dari total konsumsi BBM nasional. Meski demikian, penyesuaian harga ini masih membuat kedua varian BBM Pertamina ini bersaing, bahkan paling kompetitif di kelasnya.