Kesenjangan Pendanaan Masih Jadi Tantangan bagi Pengusaha Perempuan

Jakarta, FORTUNE - Kesenjangan pendanaan masih menjadi masalah bagi pengusaha perempuan di Indonesia. Hal itu menjadi sorotan utama dalam whitepaper terbaru berjudul “Closing the Funding Gap for Women Entrepreneurs in Indonesia” yang diluncurkan oleh Boston Consulting Group (BCG) dan Stellar Women pada sebuah acara yang didukung oleh AC Ventures di Jakarta.
Laporan ini merupakan kolaborasi kedua antara BCG dan Stellar Women. Setelah edisi pertama yang fokus pada strategi dasar untuk mendukung perempuan dalam berwirausaha, edisi terbaru ini mengupas lebih dalam soal kesenjangan pendanaan yang masih menjadi hambatan besar. Laporan ini menyoroti kesenjangan pendanaan di Indonesia yang mencapai US$1,7 triliun, serta berbagai kendala yang dihadapi, seperti terbatasnya akses ke modal, bias sosial yang masih ada, dan minimnya akses ke mentor. Meski demikian, bisnis yang dipimpin perempuan terbukti mampu memberikan hasil yang lebih baik dan berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi.
Samira Shihab, Principal di AC Ventures sekaligus Founder Stellar Women mengatakan, “Pemberdayaan perempuan bukanlah sekadar misi. Ini adalah langkah penting untuk masa depan yang lebih cerah dan adil. Di AC Ventures, kami bangga mendukung inisiatif seperti ini yang bisa membawa perubahan besar. Komitmen kami untuk mendukung pengusaha perempuan adalah inti dari strategi investasi kami, dan whitepaper ini sejalan banget dengan visi kami untuk mendorong pertumbuhan inklusif di ekosistem wirausaha Indonesia.”
AC Ventures telah merasakan secara langsung manfaat dari berinvestasi pada bisnis yang inklusif gender. Dalam 2024 Impact Report-nya, pendekatan AC Ventures berhasil meningkatkan bisnis yang dipimpin perempuan, dengan 40% dari portofolio perusahaannya didirikan bersama oleh perempuan.
Selain itu, AC Ventures juga mengutamakan keberagaman gender di internal perusahaan, dengan setengah dari posisi kepemimpinan senior dipegang oleh perempuan. Langkah ini tidak hanya berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang perusahaan, tetapi juga menegaskan bahwa keberagaman gender adalah penggerak utama bagi kemajuan ekonomi dan sosial.
Bahkan, 40% dari lapangan kerja di portofolio perusahaan AC Ventures dikelola oleh perempuan, mencerminkan komitmen mereka untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan melalui kewirausahaan yang inklusif gender.