Jakarta, FORTUNE - Slogan ikonik 'Kopiko, Gantinya Ngopi' tercetus lebih dari tiga dekade silam, namun masih tertanam di benak banyak orang. Permen kopi itu berhasil melewati berbagai zaman karena sanggup menghadirkan kopi dalam bentuk lain yang lebih ringkas. Peminatnya meluas hingga mancanegara, dan semakin populer setelah tampil di beberapa judul drama Korea (drakor).
Meski bukan produk pertama PT Mayora Indah Tbk, Kopiko tidak kalah beken. Produk yang pertama kali diproduksi pada 1982 itu hingga kini telah diekspor hingga lebih ke 90 negara dunia.
Meski Kopiko telah berusia lebih dari empat dasawarsa dan masih populer, Mayora menyadari bahwa inovasi merupakan harga mati dan wajib dilakukan.
Kopiko harus tetap relevan dengan konsumen masa kini agar tidak dianggap sebagai “brand bapak gue” alias ketinggalan zaman. “Maka, keluarlah [kampanye] Kopiko di drama Korea,” kata Global Marketing Director PT Mayora Indah Tbk, Ricky Afrianto kepada Fortune Indonesia pertengahan Maret lalu.
Ricky masih meyakini bahwa televisi belum kehilangan perannya sebagai saluran penting untuk menjangkau konsumen. Dia pun percaya televisi masih berdampak besar dalam meningkatkan kesadaran konsumen (brand awareness) terhadap Kopiko.
Namun, Mayora pun tidak memungkiri bahwa media digital dan platform OTT (Over-The-Top) atau penyedia layanan streaming, seperti Netflix, saat ini juga berperan signifikan terhadap konsumsi konten anak-anak muda yang kerap dilabeli Milenial dan Generasi Z—target pasar utamanya saat ini.