Berikut adalah beberapa jenis komoditas impor utama yang menjadi bahan baku penolong di Indonesia:
1. Migas (Minyak dan Gas Bumi)
Salah satu komoditas impor terbesar adalah migas, yang mencakup minyak mentah, gas alam, dan produk olahan minyak. Ketergantungan Indonesia pada impor migas meningkat terutama saat harga di pasar internasional melonjak. Hal ini menjadikan migas sebagai salah satu bahan baku strategis yang sangat penting.
2. Bahan Kimia Organik
Bahan kimia organik merupakan salah satu bahan baku impor yang signifikan, terutama untuk sektor industri. Bahan ini berasal dari minyak, hasil pertanian, dan bahan pendukung lainnya yang digunakan dalam berbagai proses produksi.
3. Mesin dan Peralatan Mekanis
Mesin dan peralatan mekanis mendominasi kategori impor nonmigas Indonesia. Barang-barang ini mendukung berbagai sektor industri, dan sumber impornya meliputi negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Amerika Serikat.
4. Produk Farmasi
Sektor farmasi Indonesia masih sangat bergantung pada bahan baku impor, dengan lebih dari 90 persen bahan baku obat-obatan berasal dari luar negeri. Mayoritas impor ini berasal dari negara seperti India dan Tiongkok. Ketergantungan ini semakin terlihat selama pandemi COVID-19, ketika kebutuhan terhadap produk farmasi meningkat tajam.
5. Sereal dan Biji-Bijian
Komoditas serealia seperti jagung, gandum, dan sorgum juga menjadi bagian dari impor Indonesia. Barang-barang ini digunakan sebagai bahan baku industri makanan, seperti roti dan mi instan. Negara pemasok utama komoditas ini antara lain Kanada, Brasil, dan Amerika Serikat.
6. Bahan Pangan
Indonesia juga mengimpor berbagai bahan pangan untuk kebutuhan domestik. Beberapa di antaranya adalah bawang merah, bawang putih, gula, kedelai, daging sapi, garam, dan susu. Ketergantungan pada impor bahan pangan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga di dalam negeri.
Komoditas impor yang digunakan sebagai bahan baku penolong memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung sektor industri di Indonesia. Mulai dari migas hingga produk farmasi, kebutuhan akan bahan baku ini menunjukkan betapa pentingnya integrasi Indonesia dalam perdagangan global.
Meski demikian, tantangan seperti fluktuasi harga internasional dan ketergantungan yang tinggi tetap harus diatasi. Hal ini dilakukan agar perekonomian nasional dapat tumbuh lebih mandiri.
Oleh karena itu, di masa depan, perlu ada strategi untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri, baik melalui inovasi teknologi maupun kebijakan yang mendorong investasi pada sektor bahan baku. Langkah ini akan membantu mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat daya saing industri dalam negeri.