Jakarta, FORTUNE– Kraft Heinz dikabarkan tengah mempelajari pemisahan (spin-off) unit bisnis bahan makanan—termasuk produk bermerek Kraft—ke dalam perusahaan baru bernilai hingga US$20 miliar.
Namun, struktur kesepakatan ini masih bisa berubah. Bila terealisasi, ini akan menjadi aksi korporasi kedua dalam sepekan ini dari perusahaan besar AS dalam rangka meningkatkan nilai bagi pemegang saham, di tengah ketidakpastian situasi ekonomi beralihnya konsumen dari produk-produk berharga mahal. Sebelumnya, produsen sereal WK Kellogg dilepas ke perusahaan Italia, Ferrero, dalam kesepakatan senilai US$3,1 miliar.
The Wall Street Journal yang pertama kali melaporkan rencana pemisahan ini. Aksi korporasi ini akan membuat Kraft Heinz fokus pada produk seperti saus tomat Heinz dan mustard Grey Poupon.
“Seperti yang diumumkan pada Mei, Kraft Heinz sedang mengevaluasi berbagai opsi strategis untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham,” kata juru bicara perusahaan dikutip dari Reuters, Senin (14/7).
Saham Kraft Heinz naik 2,5 persen setelah kabar ini menyebar. Saat ini, nilai pasar perusahaan tercatat sebesar US$31,33 miliar.
Kraft Heinz terbentuk pada 2015 dari penggabungan Kraft Foods dan H.J. Heinz, yang diinisiasi oleh Berkshire Hathaway milik Warren Buffett dan perusahaan investasi asal Brasil, 3G Capital. Namun, investasi ini ternyata tidak berjalan mulus bagi Berkshire.
Tekanan inflasi dan pergeseran selera konsumen ke makanan yang lebih segar dan minim proses menyebabkan penurunan permintaan terhadap produk Kraft Heinz seperti makanan siap saji dan paket makan siang. Pada April lalu, perusahaan menurunkan proyeksi tahunan dan melaporkan kinerja kuartal yang lesu karena belanja konsumen yang melemah.
Pada bulan lalu, Kraft Heinz juga mengumumkan penghentian peluncuran produk baru yang mengandung pewarna buatan di AS, menyusul rencana Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr. untuk menghapus bahan pewarna sintetis dari rantai pasokan makanan demi mengurangi penyakit kronis.
“Langkah Kraft Heinz memisahkan bisnis grosirnya mirip dengan pemisahan bisnis sereal yang dilakukan Kellogg pada 2023, setelah mengalami penurunan volume cukup lama,” kata analis Consumer Edge, Connor Rattigan.
“Seiring perusahaan barang konsumsi (CPG) menghadapi perubahan preferensi konsumen dan kondisi pasar yang sulit, kemungkinan akan ada lebih banyak aksi korporasi seperti ini—baik merger, akuisisi, atau pemisahan—untuk memperbaiki posisi kategori produk mereka dan mendorong pertumbuhan,” katanya.