Jakarta, FORTUNE - Emiten PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) membukukan kenaikan laba bersih pada 2024 berkat peningkatan permintaan atas jasa penambangan bijih nikel.
Laba bersih MINE melonjak 41 persen (YoY) menjadi Rp306,49 miliar pada 2024, dari Rp217,28 miliar pada 2023. Pertumbuhan laba bersih MINE didukung oleh pendapatan bersih yang meningkat 20,42 persen menjadi Rp2,11 triliun pada 2024, dari Rp1,75 triliun pada 2023.
Mayoritas pendapatan tersebut berasal dari bisnis jasa penambangan Rp2,10 triliun. Jumlah tersebut mencapai 99,35 persen dari total pendapatan perseroan.
"Ke depannya, kami terus berfokus mengoptimalkan peluang bisnis di sektor pertambangan nikel dengan memperbanyak alat berat yang dapat meningkatkan kegiatan operasional dengan salah satu pendanaan dari hasil IPO," jelas Direktur Utama MINE, Ivo Wangarry dalam pernyataannya, Rabu (16/4).
Peningkatan jumlah alat berat tersebut akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam jasa penambangan nikel, sehingga akan berdampak langsung terhadap pendapatan. Program hilirisasi industri nikel di dalam negeri dan meningkatnya kebutuhan dunia terhadap nikel juga akan menjadi peluang bisnis bagi MINE.
Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar dengan cadangan mendapai 20 persen dari total cadangan dunia, memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok industri electronic vehicle (EV) atau kendaraan listrik global.
“Dengan semakin banyaknya investasi dalam ekosistem kendaraan listrik, kami optimis bahwa industri ini akan terus berkembang pesat," jelas Ivo.
Saat ini, perseroan telah memiliki lebih dari 100 alat berat dengan berbagai tipe untuk menunjang kegiatan operasional. Selain itu, perseroan pun memiliki 1 kantor pusat di Jakarta dan 1 Kantor operasional di Manado, Sulawesi Utara.
Dari sisi neraca, total aset MINE turut melonjak 56 persen menjadi Rp 1,61 triliun dari Rp1,03 Triliun. Kenaikan aset ini ditopang oleh peningkatan dari aset tetap bersih sebesar 57,7 persen, sesuai dengan permintaan dari pemberi kerja yang merupakan mitra kerja MINE untuk meningkatkan hasil produksi penambangan bijih nikel.
Piutang usaha pihak ketiga juga meningkat 103 persen menjadi Rp248,45 miliar dari Rp122,27 miliar dan tagihan bruto kepada pemberi kerja naik 48,9 persen menjadi Rp481,39 miliar dari Rp323,40 miliar pada 2023.
Dalam IPO MINE pada Maret 2025, menawarkan kepada para investor sebanyak 612.665.300 saham atau 15 persen dari modal ditempatkan. Dengan harga perdana saham Rp216 per saham, MINE berhasil memperoleh pendanaan sebesar Rp132,3 miliar.