Jakarta, FORTUNE – PT PLN memproyeksikan penjualan listrik akan terus naik hingga 252,51 Terawatthour (TWh) sampai akhir 2021. Prediksi lonjakan ini didasari pertumbuhan konsumsi listrik hingga 4,42% sampai September 2021 dengan capaian 187,78 TWh. Untuk itu, Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini pun memastikan pasokan listrik sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Zulkifli menilai sektor ekonomi pun mulai menggeliat usai gelombang kenaikan kasus Covid-19 pada Juni-Juli. Hingga kuartal III-2021, sektor industri mulai tumbuh 10,63%. Mengantisipasi peningkatan permintaan listrik, Zulkifli mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Banten, pada Selasa (12/10).
"Saya ingin memastikan PLTU Suralaya bisa beroperasi dengan optimal. Mengingat saat ini kondisi pemulihan ekonomi sudah terasa. Dengan kondisi tersebut kita harus memastikan pembangkit kita siap apabila terjadi lonjakan konsumsi listrik," ujar Zulkifli seperti dikutip dari laman resmi PLN.
Menurutnya, saat ini pasokan listrik di sistem Jawa, Madura dan Bali (Jamali) dalam kondisi berlebih, seiring dengan mulai beroperasinya sejumlah pembangkit pada proyek 35.000 megawatt (MW).
Menurut Zulkifli, Daya Mampu sistem kelistrikan Jamali 38.522 MW, dengan beban puncak 26.931 MW. Itu berarti ada cadangan daya 11.591 MW. "Sistem kelistrikan Jamali siap untuk dukung pertumbuhan ekonomi nasional. Kami siap melayani kebutuhan seluruh pelanggan. Baik pelanggan rumah tangga, industri, bisnis hingga investor yang ingin menanamkan modal ke Indonesia," katanya.