Jakarta, FORTUNE - Setahun terakhir, Dinda terbiasa memilah sampah. Keluarganya pun turut serta setelah perempuan 26 tahun itu juga menyediakan dua tempat sampah di rumah, masing-masing untuk sampah organik dan anorganik. Kebiasaan baru ini rupanya bermula dari tempat kerja.
Dinda merupakan pramuniaga di gerai ACE Hardware di Jakarta Timur. Di sana, perusahaan menjalankan manajemen limbah. Semua sampah harus dipilah. “Yang jadi kendala adalah soal kebiasaan. Perlu waktu. Ada beberapa teman yang menganggap peraturan ini ribet, tapi dari perusahaan juga memberi pemahaman. Kami diberi tahu tujuannya apa, jadi akhirnya bisa mengikuti,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Tak hanya soal memilah sampah. Demi menjadi ‘hijau’, tiap gerai wajib menanam tumbuhan di sejumlah titik. Upaya lain untuk menghemat sumber daya listrik dan air. ACE Hardware juga berupaya untuk meningkatkan penjualan produk-produk ramah lingkungan, serta mencari mitra yang satu visi soal aspek keberlanjutan.
Upaya yang dilakukan ACE Hardware menjadi salah satu komitmen menerapkan prinsip ESG dalam operasional bisnis di sektor retail. Chairman of Kawan Lama Group Kuncoro Wibowo memandang, ESG sebagai tanggung jawab. Bukan beban dan tantangan, melainkan peluang untuk memberikan manfaat bagi semua pihak. Dengan diterapkannya ESG dalam operasional bisnis, ia berharap kepercayaan investor juga meningkat.
“Melalui penerapan ESG, Kawan Lama Group berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Hal tersebut sejalan dengan misi Kawan Lama Group, yaitu memberikan nilai untuk kehidupan yang lebih baik,” ujar pria juga yang masuk daftar Fortune Indonesia Businessperson of the Year ini.
Architas, bagian dari Grup global AXA, meluncurkan kajian ESG (Environmental, Social, dan Governance/ konsep Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola) yang memberikan gambaran mendalam mengenai pandangan investor ritel terhadap ESG di 11 negara, termasuk Indonesia. Salah satu temuan kunci dalam kajian ini adalah sebagian besar investor ritel Indonesia mempertimbangkan faktor ESG dalam memilih portfolio investasi.
Temuan dari laporan kajian tersebut menegaskan adanya keinginan yang jelas di antara para investor Asia agar etika dan pertimbangan ESG mereka diperhitungkan dalam keputusan investasi mereka, dan dalam beberapa kasus bahkan lebih tinggi dari orang-orang di Eropa.